Liputan6.com, Manhattan - Beberapa hari yang lalu dunia dikejutkan dengan aksi pemenggalan kepala wartawan Amerika Serikat oleh seorang anggota Daulah Islamiyah atau (Islamic State/IS), yang dulunya bernama ISIS. Dari aksen bicara pelaku pembunuhan keji itu, pelakunya diduga seorang warga Inggris.
Dilansir Liputan6.com dari New York Post (23/8/2014), pada Jumat lalu seorang penyanyi rap Inggris --yang ayahnya sedang menunggu pengadilan di Manhattan karena sepasang pemboman kedutaan AS-- menjadi tersangka utama pemenggalan kepala wartawan AS, James Foley.
Abdel-Majed Abdel Bary, yang baru saja mencap foto dirinya sedang memegang sebuah kepala manusia yang terpancung, merupakan satu dari antara 3 orang Inggris yang kemungkinan menjadi pembunuh berpenutup muka itu, 'John The Beatles'.
Bary (24) adalah putra dari seorang militan kelahiran Inggris yang sedang menunggu pengadilan, terkait dakwaan teror pemboman yang mematikan terhadap kedutaan-kedutaan AS di Kenya dan Tanzania.
Seorang yang juga sedang dalam penyelidikan adalah saudara dari seorang dokter Inggris yang pernah didakwa menculik 2 wartawan Barat. Seorang lagi adalah anggota geng yang berpindah memeluk Islam dan bepergian ke Suriah, demikian dilaporkan harian Inggris, Telegraph.
Puluhan pakar kontra-terorisme Amerika akan diterbangkan ke Inggris dalam beberapa hari ke depan, untuk membantu mengenali pembunuh Foley, demikian dikabarkan Daily Mail di Inggris.
Para mantan tawanan ISIS mengatakan bahwa 'John' adalah satu dari beberapa orang anggota jihad yang dijuluki 'The Beatles' karena aksen Inggris mereka. Dua orang kroninya dipanggil dengan nama 'George' dan 'Ringo'.
Bary, yang pergi ke Suriah tahun lalu untuk ikut berperang dalam perang sipil berdarah ini, memiliki perawakan, warna kulit, dan aksen yang serupa dengan 'John' itu, demikian disebutkan The Telegraph.
Sebelum menjadi pelaku jihad, ia adalah seorang rapper yang sedang menanjak dari London Barat, dengan nama panggung 'L Jinny'. Musiknya pernah dimainkan di BBC Radio 1.
Bary juga pernah muncul di video musik yang ditayangkan di YouTube dalam lagu-lagu berjudul Overdose, Flying High, dan Dreamer.
Namun Bary dikabarkan mengalami radikalisasi oleh seorang pengikut imam yang berapi-api, Ajem Choudary, dan meninggalkan rumah keluarganya yang nyaman di kawasan Maida Ave di London, Inggris, tahun lalu. Ia mengatakan bahwa ia 'meninggalkan segalanya demi Allah'.
Di awal bulan ini, ia terlihat dalam foto yang ditayangkan ke Twitter sedang menggunakan pakaian seragam perang dan penutup kepala hitam selagi memegang penggalan kepala dengan tangan kirinya. 'John' dalam tayangan pemenggalan wartawan AS juga menggunakan tangan kirinya untuk menggorok John Foley.
Menurut Telegraph, Bary sekarang ada dalam daftar resmi anggota jihad Inggris yang mungkin bisa jadi adalah 'John' itu. Dalam daftar itu ada juga Razul Islam (21), demikian menurut harian tersebut.
Pada 2012, dua orang kakak beradik Razul Islam, termasuk Dr Shajul Islam yang adalah dokter yang telah dilarang praktik oleh Layanan Kesehatan Nasional Inggris, didakwa dengan penculikan 2 wartawan perang dari Barat di dekat perbatasan Suriah dengan Turki.
Tetapi kakak beradik itu dibebaskan tahun lalu setelah wartawan Inggris, John Cantile dan juru foto Belanda, Jeroen Oerlmans, tidak muncul untuk bersaksi melawan mereka.
Seorang tersangka lainnya adalah Aine Davis (30), mantan pedagang narkoba dan anggota geng yang oleh Telegraph dilaporkan telah memeluk Islam dan pergi ke Suriah untuk melancarkan jihad. (Ans)
Penyanyi Rap Inggris Jadi Tersangka Pembunuh Wartawan AS
Para mantan tawanan ISIS mengatakan bahwa 'John' adalah satu dari beberapa orang anggota jihad yang dijuluki 'The Beatles'.
Advertisement