Liputan6.com, Moskow - Konvoi truk kemanusiaan Rusia yang telah mengirim bantuan ke Lugansk, wilayah yang dilanda konflik di Ukraina, telah kembali ke negaranya.
"Konvoi bantuan kemanusiaan Rusia telah meninggalkan wilayah Ukraina dan berada di wilayah Rusia," ucap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, seperti dilansir Xinhua dari kantor berita Interfax dan dikutip Liputan6.com, Minggu (24/8/2014).
Zakharova menambahkan, sejauh ini Pemerintah Kremlin berharap Amerika Serikat tidak hanya berbicara mengenai masalah yang berkaitan dengan pengiriman bantuan Rusia. Pemerintah Kremlin juga berharap AS mendukung gencatan senjata segera oleh kedua pihak dalam konflik di Ukraina.
Pada Jumat 22 Agustus 2014, sekitar 280 truk memasuki Ukraina tanpa izin Pemerintah Kiev dan pengawalan Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Konvoi bantuan dari Rusia ini kemudian memicu kecaman keras dari Ukraian, termasuk keprihatinan serius dari negara-negara Barat.
DK PBB Gagal Capai Kesepakatan
Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menggelar sidang konsultasi darurat pada Jumat 22 Agustus, terkait perkembangan paling akhir di Ukraina timur gagal mencapai kesepakatan. Ukraina timur adalah pintu masuk konvoi bantuan kemanusiaan Rusia.
Adalah Lithuania yang secara resmi meminta digelar sidang tersebut. Terutama, setelah konvoi Rusia yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki wilayah Ukraina tanpa izin lebih dulu dari Kiev. Seiring dengan itu, beredar kabar bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menuduh Pemerintah Moskow menjaga posisi artileri di Ukraina untuk membantu kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina.
"Dewan Keamanan cuma mengadakan konsultasi...mengenai situasi di Ukraina timur. Kami juga menerima penjelasan dari Oscar Fernandez-Taranco, Asisten Sekretaris Jenderal di DPA (Departemen Urusan Politik)," beber Duta Besar Mark Lyall Grant dari Inggris, Presiden DK PBB untuk Agustus.
"Keprihatinan luas disampaikan mengenai apa yang disebut banyak orang tindakan sepihak dan tidak sah oleh Federasi Rusia," imbuh Presiden DK PBB, seperti diwartakan Xinhua.
"Rusia membela tindakannya dengan dasar kebutuhan kemanusiaan dan tindakan tak beralasan Ukraina dengan menahan rombongan bantuan."
"Kadangkala itu mengingatkan saya mengenai Kingdom of Crooked Mirrors," ucap Duta besar Rusia Vitaly Churkin dalam pertemuan tertutup DK PBB dengan 15 negara anggota tersebut. Churkin merujuk pada film Uni Sovyet, yang menampilkan seorang anak perempuan yang melihat bayangannya yang bertolak-belakang di cermin.
"Anggota DK tidak prihatin mengenai kenyataan bahwa ratusan warga sipil sekarat," lanjut dia. "Mereka tidak prihatin dengan bencana kemanusiaan di Ukraina timur. Mereka prihatin mengenai rombongan kemanusiaan," sambung dia.
Churkin pun mengingatkan kepada para anggota DK PBB bahwa Pemerintah Kiev telah memberi 'izin resmi' kepada Moskow setelah konvoi bantuan kemanusiaan mulai bergerak.
Baca juga:
Konvoi Bantuan 'Mencurigakan' Rusia Masuki Ukraina
Jet Tempur Sukhoi Ukraina Ditembak Separatis, Pilot Menghilang
Konvoi Pengungsi di Ukraina Timur Diserang, 17 Tewas