Liputan6.com, Bangkok - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej menyetujui panglima militer Jenderal Prayuth Chan-O-Cha menjadi Perdana Menteri (PM) baru. Prayuth yang memimpin kudeta terhadap mantan Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra itu akan memimpin Negeri Gajah Putih hingga pelaksanaan Pemilu pada 2015 mendatang.
Dalam upacara di markas militer, Prayuth menyerukan segenap rakyat untuk membantu pemerintahan baru dan mengembalikan kehidupan demokrasi seperti sebelumnya.
"Dan aksi kudeta yang dilakukan militer merupakan cara untuk mengakhiri kebuntuan berkepanjangan," ujar Prayuth, seperti dimuat BBC, Senin (25/8/2014).
Prayuth sebelumnya menyatakan dirinya siap untuk mengemban amanah sebagai pemimpin Thailand. "Saya siap bekerja dan siap lelah," ujar dia, pekan lalu.
Kini lelaki berusia 60 tahun itu akan menyusun kabinet baru dan menunjuk para menteri yang akan membantunya. Kemudian mengajukan rancangan kabinet dan meminta persetujuan ke Raja Bhumibol sebelum Oktober mendatang.
Selain itu, pria yang akan pensiun dari militer pada September mendatang ini juga akan mengawasi pembentukan dewan reformasi yang beranggotakan 250 orang. Dewan tersebut berfungsi sebagai parlemen sekaligus mengawasi pemerintahan.
Yingluck Shinawatra dikudeta pada Mei 2014 lalu setelah kerusuhan di Thailand tak kunjung berhenti. Oposisi memintanya mundur, tapi adik mantan PM Thaksin Shinawatra itu menolak.
Desakan mundur untuk Yingluck bergejolak sejak November 2012 lalu sejak dia mengajukan UU Amnesti yang membuka ruang bagi kakaknya, Thaksin, kembali dari pengasingan tanpa menghadapi ancaman hukum. Sang PM cantik juga dianggap menyalahgunakan kekuasaan dan disangkakan terlibat dalam korupsi besar. (Tnt)
Raja Thailand Restui Jenderal Prayuth Jadi PM
Prayuth menyerukan segenap rakyat untuk membantu pemerintahan baru dan mengembalikan kehidupan demokrasi seperti sebelumnya.
Advertisement