Liputan6.com, Kiev - Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah membubarkan parlemen dan menyerukan pemilu dini, saat pasukan pemerintah terus berjuang melawan pasukan pemberontak pro-Rusia di bagian Ukraina timur.
Seperti dilansir BBC, Selasa (26/8/2014) dalam pidatonya di televisi tersebut, Poroshenko mengatakan pemilihan akan diadakan pada 26 Oktober mendatang.
Baca Juga
Poroshenko mengatakan, banyak anggota parlemen saat ini adalah pendukung mantan Presiden Viktor Yanukovych dan di sisi lain mayoritas masyarakat Ukraina ingin parlemen baru.
Advertisement
Dalam pidato Senin malam waktu setempat itu, Poroshenko juga mengatakan dirinya bertindak sepenuhnya sesuai konstitusi Ukraina, yang menyatakan bahwa Pemilu baru harus diselenggarakan, jika koalisi yang berkuasa di parlemen tidak terbentuk dalam waktu 30 hari.
Koalisi sebelumnya runtuh pada 24 Juli lalu.
Poroshenko menekankan bahwa susunan parlemen telah menjadi andalan Presiden Yanukovych, yang terpaksa melarikan diri dari Ukraina di tengah protes massal pada Februari lalu.
"Pemilihan adalah cara terbaik untuk membersihkan segalanya," kata dia.
Namun, kata Poroshenko, pemilihan baru dilakukan menyebabkan beberapa risiko bagi dirinya, kata wartawan BBC David Stern di Kiev laporan. Jika presiden tidak dapat mengakhiri pertempuran di timur Ukraina sebelum pemungutan suara Oktober, ia bakal mendapat reaksi dari pemilih.
Sebab, kemarahan juga meningkat di berbagai kalangan di Ukraina terhadap ketidakmampuan pemerintah untuk memperkenalkan reformasi dan memberantas korupsi.
Militer Ukraina menyatakan telah terjadi bentrok dengan kendaraan lapis baja pemberontak yang memasuki negara itu dari Rusia, Senin 25 Agustus kemarin di wilayah Donetsk.
10 Tank dan 2 kendaraan lapis baja telah menyeberang dari Rusia dan telah menuju pelabuhan selatan-timur dari Mariupol. Dikatakan pasukan Ukraina menghancurkan 2 tank dan memblokir daerah.
Layanan keamanan Ukraina mengatakan 10 tentara Rusia ditangkap di wilayah tersebut.
Ukraina menuduh Rusia mempersenjatai para pemberontak di wilayah Ukraina timur dan mengirim pasukannya ke negara itu.
Hari ini Poroshenko diharapkan dapat memenuhi "rekan Rusia-nya" Vladimir Putin pada pembicaraan di Minsk, ibukota Belarus.
Lebih dari 2.000 orang diperkirakan tewas selama pertempuran antara pasukan Ukraina dan separatis di Donetsk dan Luhansk.
Kedua daerah menyatakan kemerdekaan dari Kiev, setelah aneksasi Rusia semenanjung Krimea selatan dari Ukraina pada bulan Maret lalu.
Baca juga:
Konvoi Truk Rusia Kembali dari Ukraina
Konvoi Bantuan 'Mencurigakan' Rusia Masuki Ukraina
Wall Street Memerah Usai Ketegangan di Ukraina Meningkat