Liputan6.com, London - Pasukan Angkatan Udara Khusus (SAS/Special Air Space) Inggris dan pasukan khusus AS membentuk kesatuan pemburu dan pembunuh untuk membasmi kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Para prajurit spesial Task Force Black dibentuk untuk meruntuhkan struktur komando kelompok yang kini bernama IS sebagai balasan atas ulah kelompok tersebut dan merebut dan menghancurkan sejumlah kota di Irak dan Suriah. Demikian dilaporkan Sunday People yang dikutip Liputan6.com, Selasa (26/8/2014).
Baca Juga
Perdana Menteri David Cameron telah memerintahkan SAS dan badan-badan intelijen Inggris untuk mengerahkan semua sumber daya mereka untuk mengalahkan IS setelah terbitnya video penggorokan wartawan AS, James Foley yang menggegerkan dunia.
Advertisement
Pasukan-pasukan khusus Inggris akan bekerjasama dengan Delta Force dan Seal Team 6 dari AS. Hal ini merupakan kelahiran kembali Task Force Black yang pernah membantu penghancuran teroris Al Qaeda di Irak.
Saat ini, para pakar kontra-terorisme akan menyasar Abu Bakr al Baghdadi, pemimpin IS yang sekarang menjadi teroris yang paling dicari-cari.
Suatu sumber mengatakan: "Kita perlu pergi ke Suriah dan Irak dan membinasakan sebanyak mungkin anggota IS. Tidak bisa kita tawar-menawar dengan orang-orang ini."
"Tak ada pilihan lagi, selain perang. Mereka berlimpah uang dan memiliki banyak pasokan senjata. Jika kita tidak mengejar mereka, mereka akan segera mengejar kita," lanjutnya.
"Sewaktu dulu di Irak, Task Force Black melakukan operasi-operasi penyerangan setiap malam. Melakukan serangan intelijen yang tiada henti terhadap Al Qaeda. Butuh kerja keras yang amat sangat dan bukan dengan korban yang sedikit, tapi berhasil."
"Mengalahkan IS tidak bisa dilakukan hanya dengan serangan-serangan udara. Harus ada yang di darat dan membasmi para komandannya, tebas kepala ularnya."
"Kemudian organisasi ini akan mulai runtuh. IS menyasar warga sipil dan masih harus menjajala perang sebenarnya melawan militer modern."
"Mereka akan berpusat kepada pucuk komando. Ini akan menjadi perjuangan panjang, mungkin hingga bertahun-tahun. Dan ini tidak akan seperti yang pernah kita hadapi sebelumnya."
Langkah Awal Serangan
Gugus tugas yang baru ini beranggotakan satu skuadron dari SAS, pasukan-pasukan khusus Angkatan Udara (RAF), dan agen-agen dari MI5 dan MI6. Operasi ini akan dimpimpin oleh CIA.
Salah satu tugas pertama mereka adalah untuk mengenali pria warga Inggris yang muncul di video IS yang terbit pekan lalu yang memperlihatkan ia sedang menggorok kepala James Foley menggunakan sebilah pisau.
Sumber-sumber intelijen Inggtis memastikan bahwa pembunuh itu berada di dalam daftar yang harus dimusnahkan oleh CIA. Menurut dugaan, pemuda itu adalah seorang warga Inggris keturunan Pakistan yang tinggal di London.
Ia dijuluki "Jailer John" dan merupakan salah satu dari tiga sekawan warga Inggris yang brutal yang dijuluki "The Beatles", yang bertuga mengawal para tawanan. Sejumlah mantan tawanan IS mengatakan ada sekitar 20 orang asing yang sekarang ditawan oleh IS.
Kesatuan gabungan AS-Inggris ini akan melakukan operasi-operasi serangan melawan IS di Suriah dan Irak. Bersamaan dengan itu, pasukan-pasukan Barat juga akan melatih para pejuan Pershmerga Kurdi.
Perdana Menteri David Cameron dan Presiden Barack Obama bertekad untuk tidak mengirimkan pasukan darat dalam jumlah besar. Dengan demikian, penggunaan tim-tim kecil pasukan khusus yang bekerjasama dengan laskar-laskar setempat menjadi pilihan.
Pemerintah Inggris akan mengirimkan peralatan non-agresif, seperti perlengkapan penglihatan malam dan baju lapisan baja kepada para pejuang Kurdi dalam minggu ini.
Jejaring mata-mata dan informan sudah mulai dibentuk, supaya nantinya bisamemasok Task Force Black dengan intelijen manusia yang bermutu tinggi.
Pesawat mata-mata Inggris dan AS akan menyadap panggilan-panggilan telepon genggam dan menandai lokasi para pemimpin IS.
Operasi-operasi ini juga termasuk penculikan pada komandan menengah IS untuk ditanyai oleh para analis CIA.
Pasukan Seals dari Angkatan Laut membuktikan bahwa intelijen yang dikumpulkan bertahun-tahun dapat digunakan untuk melakukan operasi pembasmian ketika mereka menewaskan Osama bin Laden di tahun 2011.
Kesatuan SAS, Seals, dan Delta Force bekerja bersama dalam berbagai operasi di Afghanistan dan berbagai intelijen.
Suatu sumber mengatakan: "Intelijen akan menjadi kunci operasi-operasi kami. Kami akan membangun suatu jaringan untuk mengalahkan jaringan lain."
Ia melanjutkan, "Taktik-taktik IS sedemikian brutal, sehingga banyak orang yang menginginkan mereka musnah. Orang-orang yang berperang untuk IS adalah orang-orang yang terlalu takut untuk pergi."
"Para pemuda bergabung dengan IS karena mengira sedang memerangi penguasa tiran, tapi apa yang mereka saksikan malah pembunuhan dan pemenggalan massal. CIA akan menawarkan uang dan kehidupan baru, tapi mereka harus memberikan informasi terlebih dahulu," tambahnya.
Ada juga upaya untuk menghidupkan kembali pasukan-pasukan khusus Irak yang dikenal dengan Apostles, yang pertama kali dibentuk oleh Task Force Black setelah usainya Perang Irak.
Advertisement
Cercaan dalam negeri
Sementara itu, Cameron dikritik dari segala sisi karena dianggap gagal menghadapi gerakan radikal yang berkembang di dalam negeri.
Ada beberapa gambar Cameron sedang wisata surfing di Cornwall selagi berlangsungya puncak krisis sehingga mengundang pertanyaan bahkan di kalangan kabinetnya sendiri.
Para politisi lintas partai mendesak tindakan segera untuk menghentikan radikalisasi kaum muda Inggris dan pembatasan yang lebih tegas atas mereka yang menyebarkan pandangan-pandangan ekstremis.
Demikian juga muncul kembali seruan-seruan supaya badan-badan keamanan diberikan kewenangan lebih besar untuk memantau para ekstremis secara daring.
Usulan untuk kendali yang lebih keras disodorkan lima bulan lalu oleh David Anderson QC, seorang penasihat pemerintah untuk undang-undang terorisme, namun belum ada kelanjutannya.
Sementara itu, Letnan Jenderal Sir Simon Mayall, penasihat senior pertahanan di pemerintahan untuk urusan Timur Tengah, telah diutus untuk menjadi penghubung dengan para komandan Kurdi. (Riz)