Liputan6.com, Abuja - Dalam rangka memperbaiki catatan kependudukan negaranya, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan meluncurkan kartu tanda penduduk elektronik nasional (e-KTP). Kartu yang harus dimiliki pada tahun 2019 nanti itu, juga dimaksudkan agar warganya bisa berpartisipasi pada pemilihan umum.
"Kartu ini tidak hanya berguna untuk menjamin identitas Anda, tetapi juga sebagai informasi dan kartu untuk pembayaran pribadi Anda," kata Presiden Jonathan saat peluncuran kartu di ibukota Nigeria, Abuja seperti dilansir dari BBC yang dimuat Sabtu (30/8/2014).
Atau dengan kata lain, e-KTP ini bisa digunakan sebagai alat bayar seperti kartu ATM.
"Saya berminat dalam proyek ini, terutama karena hal ini meliputi setiap aspek sosial ekonomi bangsa tercinta kita," tambah dia.
MasterCard menjadi penyedia jasa layanan prabayar elektronik ini, dan berharap jutaan warga Nigeria yang tidak memiliki rekening bank sekarang dapat mengakses layanan keuangan.
Upaya mengenalkan KTP nasional di Nigeria sebenarnya sudah dilakukan 10 tahun tahun silam. Namun kala itu usaha tersebut tak berjalan mulus alias gagal.
Sejumlah analis menyalahkan kegagalan tersebut dikarenakan adanya korupsi. Mereka juga memperkirakan masalah serupa bisa saja menjadi kendala dalam penerapan e-KTP yang baru ini.
Sementara itu pihak MasterCard mengungkapkan, memadukan KTP dengan kartu pembayaran untuk mereka yang berusia 16 tahun ke atas adalah langkah signifikan. Sebab menurut bank sentral Nigeria, sekitar 30% dari 167 juta penduduk di negara itu memiliki rekening bank.
Kartu identitas perdana Nigeria ini menunjukkan foto pemilik kartu, nama, umur dan nomor kartu identitas. Selain itu, disertai 10 sidik jari dan pindaian retina mata.