Sukses

Rahasia 'Refleks Pembunuh' di Kepala Ular yang Terpenggal

Koki di China tewas digigit ular kobra yang telah ia penggal sekitar 20 menit sebelumnya. Terdengar aneh, tapi ini masuk akal secara sains.

Liputan6.com, Arkansas - Ular berbisa tak hanya menakutkan saat hidup, tapi juga ketika tak lagi bernyawa. Seperti yang terjadi di Kota Foshan, Provinsi Guangdong, China. Seorang koki tewas digigit ular kobra yang telah ia penggal sekitar 20 menit sebelumnya.

Padahal Peng Fan, nama koki tersebut, sudah mencincang daging ular tersebut. Acara masak sup kobra spesial pun gagal total. Malah berakhir tragis.

Kisah ini mungkin terdengar aneh, namun bukti ilmiah menunjukkan, hal tersebut sejatinya masuk akal.

"Ular pada umumnya dikenal bisa mempertahankan refleks setelah kematian," kata Steven Beaupre, ahli biologi dari University of Arkansas, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains LiveScience, Senin (1/9/2014).

Sejumlah ectothermic atau hewan berdarah dingin, vertebrata atau hewan bertulang belakang -- termasuk sejumlah spesies reptil dan amfibi -- juga memiliki kemampuan serupa.

Fakta menunjukkan, ada sejumlah laporan, termasuk di Amerika Serikat, di mana orang digigit ular yang kepalanya sudah terpisah dari tubuhnya.

Refleks Pembunuh

Untuk kasus di China, kata Beaupre, sang koki tak beruntung karena refleks gigitan kobra bisa muncul beberapa jam setelah binatang mati. Pria malang itu dilaporkan tergigit hanya 20 menit setelah ia memenggal binatang itu.

"Hanya karena hewan tersebut telah dipenggal, bukan berarti syaraf-syarafnya sudah berhenti berfungsi," kata Beaupre. Tubuh ular juga sudah lama diketahui punya kemampuan bangkit dalam pose mengancam, bahkan menyerang melawan ancaman, setelah mereka mengalami pemenggalan.

Gerakan post-mortem mengerikan itu, jelas sang ilmuwan, dipicu oleh ion-ion atau partikel bermuatan listrik yang masih ada di sel-sel syaraf ular, beberapa jam setelah kematiannya.

Saat syaraf ular yang baru mati terstimulasi, saluran-saluran syaraf akan terbuka -- memungkinkan ion melewatinya. Hal tersebut menciptakan impuls listrik yang memungkinkan otot untuk melakukan tindakan refleksif, seperti menggigit.

"Gigitan dan refleks injeksi racun melalui gigitan (envenomation), dipicu oleh beberapa jenis informasi yang masuk ke dalam rongga mulut," kata Beaupre.

Untuk kasus di China, kata dia, ular diduga tak sekonyong-konyong menggigit si koki malang. "Dugaanku, korban memasukkan tangannya ke mulut ular setelah ia memenggalnya. Ia mungkin meletakkan jari atau sesuatu di sana yang memicu respons."

Dan bukan hanya koki Tiongkok yang tewas diserang ular mati. Pada Januari 2014, seorang pria Australia digigit ular hitam berperut merah (red-bellied black snake), 45 menit setelah ia memenggal hewan itu jadi dua dengan pacul. Demikian dikabarkan Daily Telegraph. Untungnya, pria itu masih selamat, meski harus dirawat 2 hari di ruang perawatan intensif atau ICU.

Sementara, pada 2007 lalu, seorang pria di negara bagian Washington, Amerika Serikat memenggal ular dengan sekop sebelum membungkuk untuk membersihkan sisa-sisa. Tak disangka, kepala ular itu bangun dan menggigit tangannya. Korban juga masih beruntung tak kehilangan nyawa.

Video Terkini