Liputan6.com, Washington, DC Meluas dari kawasan asalnya, ISIS menyebar ke berbagai penjuru dunia. Dengan kemajuan teknologi informasi, para anggota dan pendukungnya berasal dari seluruh dunia. Sebaliknya, pergerakan itupun merebak ke seluruh dunia.
Kelompok militan sudah beroperasi di Ciuda Juarez, suatu kota perbatasan di Mexico, dan sedang merencanakan untuk menyerang Amerika Serikat dengan bom-bom mobil dan piranti ledak dengan kendaraan (vehicle born improvised explosive devices/VBIED).
Baca Juga
Sumber-sumber di penegak hukum, intelijen dan sejumlah lainnya, telah memastikan kepada Judicial Watch akan telah terbitnya selebaran mengenai serangan segera oleh teroris di perbatasan.
Advertisement
Agen-agen di bawah naungan Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Kehakiman, dan Departemen Pertahanan telah diminta waspada dan diperintahkan untuk memburu semua petunjuk dan sumber-sumber yang mungkin terkait dengan ancaman segera ini.
Secara khusus, sumber-sumber Judicial Watch menyingkapkan bahwa kelompok ISIS dipastikan telah beroperasi di Juarez, suatu kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan terkait narkoba, yang terletak di seberang kota El Paso di negara bagian Texas.
Kejahatan dengan kekerasan juga sangat jamak di Juarez sehingga Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan sejumlah peringatan bepergian kepada siapapun warga AS yang merencanakan untuk pergi ke sana. Peringatan terakhir barusan diterbitkan beberapa hari yang lalu.
Para pejabat intelijen menguping pembicaraan melalui radio dan sejumlah obrolan yang mengisyaratkan bahwa kelompok-kelompok teroris akan “melakukan serangan di perbatasan,” demikian menurut suatu sumber.
Kata pejabat tinggi itu, “Serangan sedang datang segera”, dan secara gamblang mengisyaratkan bahwa kelompok-kelompok itu merencanakan serangan ini menggunakan nama “ISIS dan Al Qaeda.”
Serangan itu bisa sangat segera sehingga jendral yang memimpin di markas Angkatan Bersenjata di Fort Bliss di El Paso juga telah diberitahu, demikian dipastikan oleh seorang sumber lain.
Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homeland Security/DHS) tidak menanggapi sejumlah pertanyaan baik melalui telepon maupun secara tertulis, mengenai hal ini.
Intelijen yang kurang menyenangkan ini muncul berbarengan dengan ada laporan bahwa intelijen AS menyimak gelagat peningkatan obrolan dalam jejaring teror mendekati peringatan tahun ke 13 peristiwa serangan 9/11.
Walaupun para teroris ini dilaporkan sedang merencanakan serangan selagi mereka berada di luar AS, Presiden Obama mengakui “belum punya strategi” untuk memerangi ISIS. “Saya tidak mau menaruh kereta kuda sebelum ada kudanya,” kata panglima tertinggi itu minggu ini dalam suatu amaran pers di Gedung Putih.
“Saya pikir kita telah melihat sejumlah laporan berita yang menengarai sejumlah pihak yang sedikit lebih maju daripada tempat kita berada sekarang.”
Pemerintahan Obama juga telah menutup-nutupi, atau meremehkan, persoalan kejahatan serius di sepanjang perbatasan Mexico bahkan setelah kartel-kartel narkoba bersenjata menguasai sebagian kawasan itu.
Patroli Perbatasan AS malah telah diperintahkan untuk menghindari daerah yang paling tercemari kejahatan itu karena “terlalu berbahaya” dan tindakan patrol di sana bisa-bisa menjadi “peristiwa internasional” karena tembak-menembak lintas batas. (Ein)