Liputan6.com, Jinan - Jangkrik goreng di Thailand, belalang garing di Uganda, kalajengking bumbu pedas di Kamboja, atau peyek laron di pedesaan Indonesia, termasuk kuliner tak biasa yang berbahan serangga. Tapi ada yang lebih menantang. Di Jinan, China, ada peternakan kecoak. Untuk dimakan! Hiiii....!
Pemilik peternakan, Wang Fuming punya cita-cita setinggi langit: menempatkan kecoak di piring dan mangkuk hidangan di seluruh China, sebagai makanan berprotein tinggi.
"Aku suka kecoak-kecoak ini, aku merasa dekat dengan mereka," kata Wang kepada wartawan CNN David McKenzie, seperti dikutip Liputan6.com, Senin (1/9/2014).
Di kawasan industri di area pinggiran Jinan yang kumuh, Wang beternak jutaan kecoak. "Jumlahnya sekitar 10 juta sebelum 'masa panen'," kata dia.
Hewan-hewan yang bikin bulu kuduk berdiri itu ditempatkan di sebuah gudang, dengan koridor sempit dan sarang yang dibuat dari genteng semen yang dibariskan. Masuk ke dalamnya ibarat memasuki mimpi buruk atau lokasi syuting film Alien. Bau amoniak menyeruak. Bunyi gerakan kaki ribuan kecoak, di antara rak, di lantai, di mana pun -- bak orkestra mengerikan.
Bukan kecoak rumah yang dipelihara Wang. Ia khusus beternak 'kecoak Amerika' -- yang aslinya dari Afrika. Ia menjual hasil panennya itu ke sebuah perusahaan farmasi di China. Dalam hitungan ton.
Biasanya, kecoak-kecoak itu akan digiling, dimasukkan ke kapsul dan diiklankan sebagai obat untuk segala macam penyakit -- perut, jantung, dan hati.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapsul itu dijuak di toko-toko obat tradisional, dengan iming-iming hasil yang menakjubkan. Lumayan populer di Tiongkok.
Renyah
Selain jadi obat, serangga juga bisa dimakan. Ini cara Wang memasaknya: semangkuk kecoak ke minyak kacang panas. Diangkat, lalu dicemplungkan kaki ke wajan. Digoreng 2 kali.
Kecoak goreng langsung bisa disantap. "Aku merasa badanku lebih baik setelah memakan kecoak," kata dia. Wang menambahkan, yang sayapnya copot makin mudah dikudap.
Menurut David McKenzie, rasanya renyah, mirip kentang yang kelamaan digoreng. Namun, rasa yang ditinggalkan di lidah dan langit-langit mulut sangat kuat.
Sementara, bagi Wang, kecoak adalah makanan enak. "Kalau kau tak mencobanya, bakal menyesal seumur hidup," kata dia.
Sebelumnya, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) bahkan menyebut, makan banyak serangga akan membantu mengatasi kelaparan di dunia.
"Beternak serangga adalah salah satu dari banyak cara untuk mencapai ketahanan pangan dan pakan," demikian isi laporan FAO yang dimuat BBC.
Apalagi, serangga ada di mana-mana. "Mereka juga berkembang biak dengan cepat, memiliki pertumbuhan yang tinggi, dan tingkat konversi pakan dan dampak pada lingkungan yang rendah," menurut laporan tersebut.
Para penulis, ahli dari PBB juga menekankan, serangga mengandung banyak gizi, protein tinggi, lemak, dan mineral. "Serangga sangat penting sebagai suplemen makanan untuk anak-anak kurang gizi."
Kebanyakan serangga cenderung menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca yang berbahaya lingkungan dibandingkan ternak lainnya. Misalnya, sapi dan babi.
Tawon, kumbang, jangkrik, belalang mungkin masih tahan. Tapi kecoak... Bagaimana menurut Anda? (Yus)
Hiii...Kecoak Jadi Obat Mujarab dan Kuliner Ekstrem di Tiongkok
Wang punya cita-cita selangit: menempatkan kecoak di piring dan mangkuk hidangan di seluruh China, sebagai makanan berprotein tinggi.
Advertisement