Liputan6.com, Washington DC- Sebuah jet pribadi yang sedang menempuh perjalanan dari New York menuju Florida, Amerika Serikat mengalami kecelakaan di Jamaika. Kapal terbang itu jatuh setelah 2 orang di dalamnya hilang kesadaran -- atau bahkan meninggal dunia. Kendaraan udara itu jalan sendiri. Menjadi 'pesawat hantu'.
Sebelumnya, 2 pesawat tempur F15 telah dikirimkan dari pangkalan udara AS untuk menginvestigasi pesawat tersebut, yang berbelok dari jalur penerbangannya dan terdeteksi di atas Karibia. Pada saat jatuh di lepas pantai Jamaika, burung besi itu telah menjelajahi angkasa sejauh lebih dari 1.700 mil dan menyeberangi wilayah udara Kuba dan memicu kekhawatiran diplomatik.
Norad, otoritas pertahanan udara Amerika Utara mengatakan pesawat berbaling-baling tunggal, Socata TBM-700, tidak merespon upaya komunikasi pihak mereka. Padahal diketahui, ada awak di dalamnya.
Para pejabat menduga, orang yang ada di dalam pesawat -- yang diyakini sebagai pilot dan istrinya, meninggal karena hipoksia -- kekurangan oksigen yang mungkin disebabkan penurunan tekanan kabin tiba-tiba. "Kami menduga mereka meninggal akibat hipoksia," kata juru bicara Norad, Jennifer Stabnyck, seorang tentara Kanada berpangkat kapten, seperti dimuat Guardian, Sabtu (6/9/2014).
Dua jet F15 yang dikirim untuk membuntuti pesawat berhenti di utara dan timur Kuba -- tak ingin melanggar zona udara negara tersebut.
Mayor Basil Jarrett dari Angkatan Udara Jamaika mengatakan, pesawat jatuh sekitar 14 mil timur laut Port Antonio. Pihak militer juga telah mengirimkan pesawat untuk melakukan investigasi. "Kami bisa mengonfirmasi bahwa pesawat tesebut telah jatuh. Belum ada informasi soal nasib orang-orang di dalamnya."
Pesawat nahas tersebut dilaporkan lepas landas dari Rochester, New York, pukul 08.45 ET dan mengajukan rencana penerbangan ke penerbangan ke Naples, Florida, AS.
Angkatan Udara AS dan badan keamanan transportasi, Transportation Security Administration menghubungi petugas Bandara Rochester soal pesawat tersebut sekitar pukul 10.45 waktu setempat. Pihak bandara juga sedang diperiksa oleh badan penerbangan federal AS atau Federal Aviation Administration.
Sebuah situs berita lokal di Rochester mengungkapkan, pesawat tersebut diyakini terdaftar atas nama pengembang real estate, Larry Glazer.
Biografi di situs Buckingham Properties menyebut Glazer adalah CEO dan managing partner dari perusahaan, yang "saat ini memiliki dan mengelola lebih dari 50 properti sebesar lebih dari 9 juta kaki persegi di wilayah Greater Rochester/Finger Lakes. Biografi tersebut juga menyebut sang pengusaha hobi terbang.
Belum ada konfirmasi resmi soal identitas orang dalam pesawat. "Aku tak bisa berkomentar saat ini," kata Rick Glazer, putra Larry Glazer.
Namun para pejabat lokal di Rochester mulai mengungkapkan belasungkawa mereka. "Saya sangat sedih mengetahui apa nasib tragis yang menimpa sahabat lama kami, Larry and Jane Glazer," kata anggota dewan setempat, Joseph Morelle.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf mengatakan, Washington telah menghubungi 2 negara "yang diterbangi pesawat setelah meninggalkan AS -- Bahama dan Kuba."
Ini adalah insiden kedua dalam kurun waktu kurang dari seminggu. Sabtu lalu seorang pilot pribadi kehilangan kesadaran saat pesawatnya tersapu ke wilayah udara terlarang di langit Washington DC. Pesawat kecil itu terbang hingga bahan bakar habis dan jatuh ke Samudera Atlantik.
Istilah 'pesawat hantu' dan hipoksia juga pernah mengemuka seiring hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur menuju Beijing 8 Maret 2014 lalu.