Liputan6.com, Kuala Lumpur - Enam bulan lalu, tanggal 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 yang terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing tiba-tiba raib. Hilang dari jalur dan belum ditemukan hingga saat ini.
Seperti dilansir dari CNN, Senin (8/9/2014), belum diketahui penyebab hilangnya pesawat dari negeri jiran itu. Apakah itu serangan teroris atau kegagalan mekanis yang menyebabkan kecelakaan.. Apakah pesawat jatuh di daratan atau di laut, adakah yang selamat?
Jawaban dari semua pertanyaan itu belum diketahui, sebelum puing-puing pesawat Boeing 777-200ER itu ditemukan. Masih menjadi misteri dan belum terpecahkan.
MH370 menghilang begitu saja, dengan 227 penumpang dan 12 awak di dalamnya. Pihak berwenang yakin pesawat itu jatuh di Samudera Hindia bagian selatan pada 8 Maret.
Data satelit dan informasi radar menunjukkan pesawat dimatikan saja dan kemungkinan besar turun sekitar waktu itu akan kehabisan bahan bakar.
Para pejabat tidak tahu mengapa burung besi itu terbang keluar jalur. Dugaan dari pihak berwenang dari data satelit dan informasi radar, radio komunikasi pesawat dimatikan dan kemungkinan besar jatuh kehabisan bahan bakar.
Hasil pencarian sejauh ini hanya sampah di laut.
Pesawat dan kapal selam yang melakukan pencarian di permukaan laut selama hampir dua bulan, tak menemukan apa pun. Meski telah menjelajahi lebih dari 4,5 juta kilometer persegi di kedalaman laut.
Sebuah kapal tanpa awak dengan sonar pun diterjunkan pada pertengahan April, mencoba mencari empat ping (sinyal) dari bawah air yang diduga berasal dari MH370. Namun lagi-lagi hasilnya nihil.
Meski demikian, para keluarga tetap bersikeras meminta penyelidikan dilakukan. Agar orang-orang yang mereka cintai bisa kembali bersama.
Langkah Terbaru
Dikutip dari News.com.au, Jumat 5 September, pemetaan bawah laut terbaru di zona pencarian MH370 mendeteksi benda keras. Keberadaan obyek tersebut diketahui dari data satelit pelacak (satellite-tracking) dan analisis simulasi penerbangan.
Namun, Pejabat Biro Keselamatan Transportasi Australia atau Australian Transport Safety Bureau, Martin Dolan mengaku, belum yakin apakah benda keras itu adalah puing pesawat yang dicari. Bisa saja itu hanya formasi batuan. "Tak ada gamblang menyebut, 'bentuknya mirip pesawat'. Itu berada di yang sulit dijamah. Wilayah yang mengerikan, sangat rumit," jelas Dolan.
Sementara itu, para ahli dari Australia, Inggris dan Amerika Serikattelah mempersempit pencarian mereka. Menjadi 60.000 km persegi di Samudera Hindia, 1.800 km di lepas pantai Australia Barat.
PHK di perusahaan penerbangan
Hilangnya MH370 dan MH17 yang dirudal di Ukraina pada bulan Juli telah berkontribusi terhadap maskapai penerbangan itu. 6.000 Orang pun akhirnya kehilangan pekerjaan karena perusahaan penerbangan itu mengalami kerugian finansial yang sangat besar.
Pada akhir Agustus, mereka merugi $ 97.400.000.
Malaysia Airlines yang menjadi simbol kebanggaan negara terpuruk, pasca-kecelakaan kembar yang membawa 537 orang penumpang. 298 Tewas dari MH17, dan 239 lain belum diketahui nasibnya dari penerbangan MH370. (Yus)
Advertisement