Liputan6.com, Kuala Lumpur - Sesaat sebelum pesawat Malaysia Airlines MH17 menemui nasib nahasnya, 17 Juli 2014, sang pilot sedang berkomunikasi dengan pusat kontrol lalu lintas udara (ATC) Dnipropetrovsk. Tiba-tiba pembicaraan mereka terputus pada pukul 13.19 waktu Ukraina.
Menteri Transportasi Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai mengatakan, data yang diunduh dari perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder jelas menunjukkan pembicaraan berhenti mendadak.
Apa yang sedang dibicarakan penerbang dengan pihak ATC? Pak Menteri mengatakan, komunikasi terkait data-data rinci penerbangan. Tak ada yang aneh.
"Mereka bicara tentang ketinggian. Pembicaraan normal antara ATC dan pilot. Juga tak ada bunyi lain," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari situs AsiaOne, Rabu (10/9/2014).
Liow menegaskan, perekam suara kokpit tak merekam bunyi tak biasa sebelum pesawat jatuh dan hancur di udara.
Pak Menteri menyebut, laporan awal menyatakan bahwa transmisi terakhir dari awak MH17 adalah: "Romeo November Delta, Malaysian, one seven." Setelah itu hening.
"Tak ada apapun setelah itu, tak ada suara lain. ATC melakukan transmisi radio ke MH17, yang dimulai pada pukul 13.20 dan berakhir lima detik kemudian," kata Liow Tiong Lai. Namun, kru tak merespon transmisi yang dilakukan berulang-ulang itu.
"Sesaat setelah pukul 13.20, radar pengawas lalu lintas udara Ukraina maupun Federasi Rusia kehilangan kontak dengan pesawat."
Hingga pukul 13.35 waktu setempat, Radar Dnipro beberapa kali mengontak MH17, juga tak ada respons.
Laporan juga menyebut, awak pesawat lain yang saat itu terbang di area yang sama ditanya, apakah mereka melihat penampakan MH17 atau kapal terbang itu terlihat di instrumen mereka. Serempak mereka menjawab 'negatif'.
Sementara Direktur Jenderal Departemen Penerbangan Sipil Malaysia, Datuk Azharuddin Abdul Rahman mengatakan kalimat, "Romeo November Delta" adalah kode jalur penerbangan.
Menteri Liow menambahkan, pemerintah negeri jiran akan menjelaskan perihal laporan tersebut pada keluarga korban dan penumpang MH17.
Sebelumnya, para penyelidik kecelakaan udara Belanda dari Dutch Safety Board merilis laporan awal mengenai tragedi jatuhnya MH17. (Baca juga: Ini Hasil Penyelidikan Resmi Tragedi MH17)
Laporan menyebut tidak ada tanda-tanda peringatan audio, kerusakan pesawat atau malfungsi, juga ekspresi kekhawatiran dari awak pesawat yang terekam alat perekam data penerbangan. Tak ada situasi darurat yang terekam.
Boeing 777 itu, kata penyelidik, "hancur di udara kemungkinan akibat dari kerusakan struktur yang disebabkan sejumlah objek berenergi tinggi yang menembus pesawat dari luar," kata siaran pers yang menyertai laporan itu.
Benda-benda yang tak diketahui tersebut menusuk dan membentur pesawat dengan kecepatan tinggi. Konsisten dengan anggapan yang menyebut bahwa pesawat disambar pecahan selongsong rudal. Tak ada kesalahan teknis atau human error dalam tragedi tersebut.
Hingga kabar ini diturunkan, belum ada kejelasan mengenai benda apa yang membuat MH17 hancur di udara. Juga siapa yang bertanggung jawab menewaskan 239 awak dan penumpang di penerbangan nahas itu. (Tnt)
Kata-kata Terakhir Pilot MH17: Romeo November Delta, Malaysian...
Data yang diunduh dari perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder MH17 jelas menunjukkan pembicaraan berhenti mendadak.
Advertisement