Sukses

Kata Malaysia Airlines Soal Pilot Jadikan MH370 'Pesawat Hantu'

Malaysia Airlines menanggapi isi buku "Goodnight Malaysian 370" yang berisi spekulasi terkait hilangnya MH370.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Maskapai Malaysia Airlines (MAS) angkat bicara soal beredarnya buku berjudul "Goodnight Malaysian 370" yang memuat dugaan bahwa kapten pilot Zaharie Ahmad Shah sengaja menjadikan pesawat MH370 sebagai "pesawat hantu" -- burung besi terbang dengan sistem autopilot sampai bahan bakar habis, sementara semua penumpang dan awak tak sadarkan diri bahkan tewas, akibat kehabisan oksigen.

Perusahaan penerbangan pelat merah Malaysia itu menegaskan bahwa informasi yang dimuat di buku karya jurnalis Geoff Taylor dan mantan pilot yang juga investigaor penerbangan Ewan Wilson, jelas tidak benar.

"Tak ada bukti yang mendukung klaim di buku tersebut. Buku itu ditulis hanya untuk menguntungkan si penulis dan penerbit saja," demikian pernyataan Malaysia Airlines yang dikutip Liputan6.com dari The Malaysian Insider, Kamis (18/9/2014).

"Harus dicatat bahwa kedua penulis itu tidak pernah terlibat dalam penyelidikan resmi MH370, tapi mereka nyelonong begitu saja dan mengklaim sebagai ahli dan memberikan analisis di luar pengetahuan dan kemampuan mereka," imbuh maskapai negeri jiran. [Baca juga: Malaysia Tepis Kabar Pilot MH370 Jadi Tersangka]

Lebih lanjut, Malaysia Airlines menjelaskan bahwa penyelidikan resmi masih dilakukan oleh tim investigasi internasional yang dipimpin otoritas Malaysia, dan diikuti oleh perwakilan dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, China, Prancis, dan Singapura. Juga termasuk delegasi dari pihak yang kredibel dan mampu untuk membantu proses investigasi.

"Jadi untuk pihak penulis dan penerbit harusnya malu telah mempublikasikan isu murahan dan fitnah tersebut. Itu hanya membuat pihak keluarga semakin menderita," demikian pernyataan MAS.

Dalam uraiannya pada buku "Goodnight Malaysian 370", Taylor dan Wilson -- yang sama-sama berasal dari Selandia Baru -- menyebutkan bahwa kapten Zaharie "sengaja" menghilangkan tekanan udara hingga membuat seluruh penumpang kehabisan oksigen dan tewas di pesawat, sementara pesawat masih terbang. Keadaan ini biasa disebut oleh pakar penerbangan sebagai "pesawat hantu". Yang lain menyebut "pesawat zombie".

"Masker penyokong oksigen bisa secara otomatis turun (jika tekanan kabin turun) ke penumpang di kursi, tapi hanya terbatas selama 20 menit," tulis Wilson dan Taylor.

"Sementara mereka (penumpang) yang gagal meraih masker di atasnya, bakal otomatis langsung pingsan dalam waktu beberapa menit," imbuh mereka.

>>Gangguan Mental?>>

2 dari 2 halaman

Gangguan Mental?

Pengusaha penerbangan dan jurnalis itu meyakini bahwa pilot Zaharie Ahmad Shah mengalami gangguan mental. Sebelumnya pengendali pesawat itu dikabarkan baru bercerai dengan istri lalu depresi. Polisi sebelumnya juga menemukan simulator pesawat mencurigakan di rumahnya.

Namun demikian, beberapa kerabat, termasuk anak Zaharie membantah keras bahwa sang ayah yang menjadi dalangnya. Mereka juga tak yakin bahwa ayahnya menderita penyakit kejiwaan. [Baca: Sang Anak Bantah Kapten Pilot Dalang Tragedi MH370]

Sementara, mantan pilot militer dan pengendali lalu lintas udara, Peter Smith mengatakan, hasil investigasi dirinya sama dengan dugaan yang diutarakan Taylor dan Wilson soal "pesawat hantu".

Pesawat MH370 dinyatakan hilang kontak saat terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing, China pada 8 Maret 2014 dini hari. Ada 239 orang yang berada di dalamnya, yang terdiri dari 227 penumpang dan 12 awak pesawat.

Pemetaan bawah laut di zona pencarian MH370 baru-baru ini mendeteksi benda keras. Keberadaan obyek tersebut diketahui dari data satelit pelacak (satellite-tracking) dan analisis simulasi penerbangan.

Namun, Pejabat Biro Keselamatan Transportasi Australia atau Australian Transport Safety Bureau, Martin Dolan mengatakan pihaknya belum yakin apakah benda keras itu adalah puing pesawat yang dicari. Bisa saja itu hanya formasi batuan.

"Tak ada gamblang menyebut, 'bentuknya mirip pesawat'. Itu berada di yang sulit dijamah. Wilayah yang mengerikan, sangat rumit," jelas Dolan.

Sementara itu, para ahli dari Australia, Inggris dan Amerika Serikat mempersempit zona pencarian MH370, yakni pada titik 60.000 km persegi di Samudera Hindia, 1.800 km di lepas pantai Australia Barat. (Ein)

Baca juga:

Istri Pilot MH370 Angkat Bicara Soal Kata Terakhir dari Kokpit