Sukses

Pelajar di Luar Negeri Diminta Berkontribusi Memajukan Indonesia

Setiap pelajar memiliki kecakapan dan kemampuan diri yang merupakan aset berharga untuk mempercepat proses pembangunan nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra membuka simposium internasional Overseas Indonesia Student Association Alliance 2014 (OISAA/PPI) 2014 di Tokyo, Jepang. Dalam kesempatan itu, dia berharap pelajar Indonesia di luar negeri berkontribusi dan bersemangat tinggi memajukan Indonesia.

"Pelajar Indonesia di luar negeri harus terus berkontribusi dan memiliki semangat tinggi dalam memajukan Indonesia. Saya mengajak Anda semua untuk menjadi mahasiswa yang dapat mentrasformasikan hal-hal positif di luar negeri untuk kemanfaatan Indonesia, khususnya saat diberlakukannya Asean Economic Community 2015 mendatang," ujar Yusron dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/9/2014).

Simposium OISAA 2014 merupakan salah satu kegiatan berskala internasional yang diselenggarakan PPI dunia, yang bertujuan membahas keorganisasian dan evaluasi kegiatan PPI dunia, berbagi ide, serta merumuskan solusi, baik berupa gagasan maupun tindakan nyata untuk Indonesia.

Simposium OISAA telah diselenggarakan 5 kali sejak 2007 dan untuk tahun ini, dilaksanakan selama 20-22 September 2014 bertempat di Tokyo Institute of Technology, Jepang, dengan mengusung tema "Menggagas Kontribusi Generasi Muda Indonesia untuk Dunia".

Dalam salah satu sesi diskusi panel, Atase Pendidikan KBRI Tokyo M Iqbal Djawad menjelaskan, setiap pelajar memiliki kecakapan dan kemampuan diri yang merupakan aset berharga untuk mempercepat proses pembangunan nasional.

Menurut Iqbal, peningkatan kecakapan dan kemampuan diri ini salah satunya dapat dibantu dengan dukungan dari lingkungan sekitar, salah satunya adalah dari para tokoh inspiratif.
Berbagi pengalaman dan pandangan para tokoh yang inspiratif karena karya, usaha, dan inovasi di bidangnya masing-masing, dapat memberikan dampak positif, memacu semangat pelajar memahami peran dan posisinya membangunan masyarakat.

Selain itu, lanjut Iqbal, berbagi pengalaman dan pandangan dengan tokoh-tokoh inspiratif juga menumbuhkan perasaan saling mendukung dan meneladani satu sama lain. Sehingga memicu aksi dan kontribusi nyata para pelajar dalam mengaplikasikan ilmunya ke masyarakat, untuk membangun kembali daerahnya dan menghubungkan dengan dunia internasional.

Simposium yang dihadiri sekitar 200 peserta ini, terdiri dari 46 negara anggota yang tergabung dalam PPI Dunia yaitu Filipina, Singapura, Republik Rakyat Tiongkok, Thailand, Hongkong, Chinese Taipei, Tunisia, Mesir, Portugal, Finlandia, Yordania, Australia dan Jepang.