Liputan6.com, Raqqa - Perempuan misterius menguak kehidupan di salah satu kota yang dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Memberi gambaran pada dunia tentang bagaimana kehidupan di bawah rezim para ekstremis. Secara diam-diam ia merekam situasi kota Raqqa melalui kamera yang tersembunyi di balik cadar atau niqabnya.
ISIS menguasai Raqqa -- yang berjarak 100 mil dari kota terbesar Suriah, Aleppo -- sejak Maret lalu.
Perempuan yang tak disebut namanya itu, merekam kehidupan di jalanan kota di Suriah, termasuk di sebuah kafe internet.
Rekaman yang diambil pada Februari dan April tahun ini ditayangkan di situs berita France 2 pekan ini, menunjukkan sejumlah pria bersenjatakan senapan AK47 alias Avtomat Kalashnikova 1947.
Seperti dimuat Daily Mail, Kamis (25/9/2014), tak hanya laki-laki, sejumlah perempuan juga membawa senapan serbu itu. Seorang ibu, yang mengenakan cadar hitam, terlihat mengantar anaknya, dengan AK47 tersandang di bahunya.
Juga ada adegan yang mendebarkan, saat perempuan yang sedang diam-diam merekam suasana di sekitarnya ditegur seorang pria yang berada dalam mobil.
"Kemari," perintah pria tersebut.
"Kau seharusnya berperilaku lebih baik di depan umum."
Perempuan yang ditegur lantas bertanya, apa kesalahan yang ia lakukan. Pria yang menegurnya lantas menyebut, ia tak menggunakan cadar dengan baik, mukanya masih bisa terlihat. Si perekam pun minta maaf.
Rekaman lalu menyoroti suasana di sebuah kafe internet khusus perempuan. Di dalamnya, sejumlah perempuan bicara Bahasa Prancis dengan fasih. Salah satunya bicara dengan sang ibu yang memohon agar putrinya pulang.
Kata sang anak, ia tak bakal pulang ke Prancis dan meminta ibunya tenang. "Apa yang kau lihat di TV palsu. Mereka melebih-lebihkan situasi"
Menurut France 2, ada lebih dari 150 perempuan Prancis yang pindah ke Suriah, mengikuti suami mereka yang memilih jadi kombatan.
Dalam video terpisah yang diambil awal tahun ini, seorang aktivis mengatakan kepada Wall Street Journal, sejak ISIS menguasai kota Raqqa, situasi berubah drastis.
Orang-orang kehilangan kendali atas hidup mereka. Dibayang-bayangi ketakutan. Aktivis lain, yang tak terlihat di kamera mengatakan, kota penuh dengan informan. Taruhannya adalah nyawa jika seseorang berusaha mengungkap kondisi Raqqa yang sebenarnya. ISIS juga memberlakukan jam malam. Sementara akses air dan listrik kadang ada, kadang tidak. Tak bisa ditebak.
Kota Raqqa menjadi salah satu target utama dalam serangan yang dipimpin Amerika Serikat terhadap ISIS di Suriah. Bombardir juga dilakukan ke sejumlah lokasi di Provinsi Idlib. Ada laporan yang belum terkonfirmasi bahwa serangan juga dilakukan di dekat Deir Azzor dan sebelah barat Aleppo.
AS tak sendirian menyerang ISIS. Melainkan dibantu sejumlah sekutunya, termasuk 5 negara Arab: Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania. (Mvi)