Liputan6.com, Moskow - Moskow akhirnya kembali mengirim seorang perempuan ke luar angkasa. Setelah 17 tahun absen. Padahal, Rusia -- dulu Uni Soviet -- adalah yang kali pertama mengirim kaum hawa ke luar Bumi: Valentina Tereshkova pada 16 Juni 1963. Kali ini, sang  kosmonot akan bergabung dalam misi kerjasama dengan AS di Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS (ISS).Â
Seperti diberitakan BBC, Jumat (26/9/2014), Yelena Serova -- nama kosmonot perempuan itu -- dan dua kolega prianya mengangkasa dari pusat peluncuran luar angkasa Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dengan pesawat luar angkasa Soyuz hari ini waktu setempat.
Baca Juga
Serova dan kedua rekannya, yang berkebangsaan Amerika dan Rusia, akan menghabiskan waktu 6 bulan di ISS. Sebelum ditugaskan pada misi ini, ahli teknik berusia 38 tahun itu telah menjalani pelatihan selama 7 tahun.
Dalam keterangan pers sebelum melakukan penerbangan, Serova ditanya mengenai bagaimana dia merawat rambutnya ketika berada di stasiun luar angkasa. Lalu ia menjawabnya dengan santai. "Dapatkah saya menanyakan sesuatu juga?" kata dia, tertawa. Dia mendapatkan pertanyaan yang sama sebelumnya, bahkan diminta untuk melakukan demonstrasi cara mencuci rambutnya selama saat bertualang di luar Bumi. "Kenapa sih Anda tertarik dengan gaya rambut rekan saya?" timpal salah satu partner pria Serova.
Advertisement
Serova menjadi perempuan Rusia pertama yang akan terbang ke ISS. Astronot wanita terakhir yang menjalani misi di ISS merupakan warga negara Amerika Karen Nyberg, yang berada di orbit selama enam bulan pada 2013.
"Saya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap mereka yang mengajari dan melatih kami, dan saya akan mengatakan kepada mereka bahwa kami tidak akan mengecewakan kalian," ungkap Serova.
Meski bangga dengan tugasnya, Serova mengaku sedikit tertekan dengan perpisahan selama 6 bulan dengan anak perempuannya yang berusia 11 tahun. Tapi apa daya, ini tugas negara.
Kisah Perempuan Pertama di Angkasa
Perempuan pertama yang pergi ke luar angkasa adalah seorang gadis asal Uni Soviet berusia 26 tahun. Namanya Valentina Tereshkova. Ia bukan dari keluarga terpandang, apalagi kaya raya. Ayahnya hanya seorang sopir traktor, ibunya buruh pabrik tekstil.
Pendidikannya pun tak tinggi. Ia drop out di usia 8 tahun, belajar mandiri, dan mengikuti jejak orangtuanya masuk kelas pekerja. Kecintaannya pada terjun payung atau skydiving, kedisiplinan, dan rivalitas sengit Uni Soviet- Amerika dalam penjelajahan angkasa luar menjadikan Valentina dari orang biasa, menjadi perempuan luar biasa.
Karena kecakapannya sebagai penerjun payung, Valentina terpilih menjadi calon kosmonot. Sebenarnya ada 4 perempuan lain yang dilatih bersamanya, tapi perempuan kelahiran 6 Maret 1937 itu adalah kandidat favorit.
Pemimpin Soviet kala itu, Nikita Khrushchev menyukainya karena dua alasan: wajah Valentina yang terlihat segar, dan potensinya sebagai alat propaganda. Terkait yang terakhir, ayah Valentina, Vladimir sang sopir traktor, tewas di perbatasan dengan Finlandia pada Perang Dunia II.(Ein)
Baca selengkapnya: Buruh Miskin `Ndeso` Jadi Perempuan Pertama ke Luar Angkasa