Sukses

Ingin Meninggal Bersama, Pasangan Ini Minta Disuntik Mati

Pasangan tersebut akan melakukan euthanasia atau disuntik mati pada hari ulang tahun pernikahan.

Liputan6.com, Brussels - Sepasang suami istri di Belgia, Francis (89) dan Anne (86) dikabarkan menginginkan euthanasia atau suntik mati agar bisa meninggal bersama. Pada usianya yang sudah uzur, keduanya khawatir bila salah satu dari mereka meninggal terlebih dahulu. Jadinya, mereka memilih untuk "mencabut nyawa" sendiri.

Jika tak ada aral melintang, Francis dan Anne akan melakukan euthanasia atau disuntik mati pada 3 Februari 2015 mendatang, bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke-64.

"Kami ingin 'pergi' bersama-sama, karena kami khawatir ditinggal satu sama lain," ujar Francis, yang dikutip Liputan6.com dari Dailymail, Sabtu (27/9/2014). "Kami tak ingin kesepian ketika salah satu dari kami meninggal."

Lebih jauh Francis mengungkapkan dia dan istrinya, Anne lebih memilih euthanasia, karena tak berani untuk melakukan bunuh diri. "Butuh nyali besar untuk lompat dari lantai 20 atau gantung diri. Tapi dengan euthanasia, kami akan tertidur selamanya secara perlahan."

Sebagaimana usianya yang sudah tua, kondisi kesehatan Francis (89) dan Anne (86) sudah buruk. Francis telah menderita prostat selama 20 tahun dan harus meminum obat jenis morfin setiap hari. Sedangkan salah satu mata Anne buta dan satu mata lainnya terancam buta juga.

Setiap hari, Francis dan Anne selalu menghabiskan waktu bersama-sama. Pasangan itu tidak ingin hanya berdiam diri di rumah. Kadang mereka belanja ke pasar swalayan bersama. Keduanya tak ingin 'kecolongan' ketika salah satu dari mereka menghembuskan nafas terakhir. Pasangan itu juga tak mau bergabung ke rumah jompo. Mereka lebih ingin merawat satu sama lain sampai maut datang.

Ketiga anak pasangan yang tinggal di Brussels itu pun mendukung keinginan sang orangtua. Para anak itu mengaku tidak tega melihat orangtua mereka jika salah satu dari orangtuanya menemui ajalnya terlebih dahulu.

Untuk itu, ketiga anak tersebut rela berkeliling kota untuk mencari ahli euthanasia dan rumah sakit yang mau memenuhi permintaan orangtua mereka. Dan pada akhirnya salah satu putra Francis dan Anne, John (55) berhasil menemukan dokter dan rumah sakit di Flanders yang bersedia melakoni euthanasia terhadap orangtuanya.

Flanders adalah kawasan di Belgia yang penduduknya berbahasa Belanda. Sebanyak 82 persen dari kasus euthanasia di negara tersebut dilakukan di Flanders.

Euthanasia atau suntik mati telah dilegalkan di Belgia sejak 2012 lalu. Sejak itu, praktik euthanasia marak di negara tersebut. Dilaporkan, rata-rata ada 5 orang per hari yang melakukan suntik mati.

Seperti yang dilakukan sepasang kembar berusia 45 tahun, Marc dan Eddy Verbessem, yang tuli. Mereka memilih euthanasia setelah mengetahui segera mengalami kebutaan.