Sukses

Lahirkan Anak Kulit Hitam, Wanita Lesbi Gugat Bank Sperma

Si ibu dan pasangan lesbinya khawatir untuk membesarkan balita dengan warna kulit hitam di sebuah komunitas kulit putih.

Liputan6.com, Ohio - Seorang wanita kulit putih di Ohio, Amerika Serikat bersama pasangan sejenisnya menggugat bank sperma di Chicago, Midwest Sperm Bank LLC setelah melahirkan anak berkulit hitam ala Amerika-Afrika.

Jennifer Cramblett (36) mengklaim pihak bank itu salah memberi sperma. Alih-alih sperma dari pria berkulit putih malah sperma dari lelaki berkulit hitam yang ia terima. Alhasil, Jennifer kesulitan untuk membesarkan anaknya di lingkungan mereka yang berkulit putih.

"Bagaimana bisa terjadi kesalahan seperti ini. Padahal ini kan masalah yang sangat pribadi," ujar Jennifer, seperti dimuat dari Al-Arabiya, Jumat (3/10/2014).

"Mereka yang memilih mana yang terbaik buat kami (dari apa yang sudah kami pesan). Dan ini merupakan murni kelalaian," imbuh dia.

Jennifer mengajukan gugatan ke Midwest Sperm Bank LLC atas tuduhan kelalaian, melanggar ketentuan dan jaminan yang telah disepakati kedua pihak, dan juga atas tindakan yang dinilai merusak psikologis dan perekenomian ia dan pasangan.

Dalam gugatan yang dilansir Washington Post, disebutkan bahwa Jennifer dan pasangan lesbinya, Amanda Zinkin (29) khawatir untuk membesarkan balita dengan warna kulit minoritas di sebuah komunitas kulit putih yang dihuni sekitar 3.300 orang.

Selain itu, Jennifer juga mengaku kesulitan dalam merawat rambut anaknya. Yang berbeda dengan kebiasaannya. "Memotong rambut si anak menjadi masalah bagi Jennifer karena si anak memiliki rambut khas Amerika-Afrika," demikian ujar gugatan itu.

Untuk itu, Jennifer dan Amanda mengajukan tuntutan uang senilai US$ 50 ribu (sekitar Rp 609 juta) untuk membayar ganti rugi yang mereka alami akibat kesalahan tersebut, termasuk biaya konseling.

Jennifer dan Amanda disarankan untuk pindah ke komunitas lain yang bisa mendukung situasi anaknya. Pasangan tersebut mengaku kapok dengan cara bank sperma. "Aku harap ini tak terjadi lagi. Aku juga tidak ingin orang lain merasakan seperti ini," ujar Jennifer kepada NBC News.