Sukses

Menakjubkan, Bayi Lahir Selamat dari Rahim Transplantasi

Bayi itu lahir dari donor rahim teman ibunya yang berusia 61 tahun dan sudah tujuh tahun mengalami masa menopause.

Liputan6.com, Stockholm - Untuk pertama kalinya dalam dunia medis, seorang bayi di Swedia dilahirkan dari rahim hasil transplantasi. Menakjubkan dan unik!

Berdasarkan laporan jurnal medis Inggris The Lancet seperti dimuat BBC yang dikutip Sabtu (4/10/2014), bayi tersebut dilahirkan seorang ibu yang sejatinya tidak memiliki uterus sejak lahir.

Sang ibu menerima donasi rahim dari seorang teman berusia 61 tahun, yang sudah tujuh tahun mengalami masa menopause.

The Lancet menyebut, bayi itu dalam keadaan sehat walau dilahirkan secara prematur pada September lalu. Bobotnya ketika dilahirkan mencapai 1,8 kilogram.

"Perjalanan kami cukup berat beberapa tahun terakhir, namun kini kami punya bayi yang menakjubkan. Dia tak ada bedanya dengan anak-anak lain, tapi dia punya kisah bagus untuk diceritakan," tutur ayah sang bayi.

Sejauh ini, identitas ibu, ayah, dan bayi tersebut belum dirilis ke publik. Namun, sang ibu dilaporkan melahirkan di Rumah Sakit Universitas Sahlgrenska, Gothenburg, Swedia.

Bayi Tabung

Ayah bayi unik itu mengungkapkan, kelahiran putranya merupakan hasil perjalanan panjang. Namun ia dan istrinya kini telah merengguk manisnya penantian mereka -- sang buah hati.

Diberitakan BBC, pasangan tersebut sebelumnya menjalani proses fertilisasi in vitro alias mempertemukan sel telur dan sel sperma di luar rahim. Proses itu menghasilkan 11 embrio yang kemudian dibekukan.

Selanjutnya, sang ibu menjalani transplantasi rahim. Setahun kemudian, dokter memasukkan salah satu embrio yang dibekukan ke dalam rahim dan janin pun berkembang.

Professor Mats Brannstrom, yang memimpin tim operasi transplantasi rahim, menggambarkan kelahiran bayi tersebut merupakan peristiwa membahagiakan.

"Kesukacitaan luar biasa bagi saya dan seluruh tim. Peristiwa ini juga merupakan sensasi yang seakan tidak nyata, karena kami benar-benar tidak percaya bahwa kami bisa mencapai momen ini," kata Brannstrom.

Dia mengaku kesuksesan itu didapat dari riset intensif pada hewan selama 10 tahun. Sekaligus pelatihan membedah yang panjang bagi seluruh anggota tim.

"Kelahiran ini membuka kemungkinan untuk mengobati banyak perempuan di dunia yang menderita infertilitas," ujar ayah bayi itu.

Pengobatan kanker dan kelainan saat lahir, merupakan alasan utama mengapa sejumlah perempuan tidak memiliki rahim yang dapat memproduksi janin.