Sukses

11-10-1976: Mantan Ibu Negara China Madam Mao Ditangkap

Janda Pendiri Republik Rakyat Tiongkok Mao Ze Dong, Jian Qing -- dikenal juga dengan sebutan Madam Mao ditangkap.

Liputan6.com, Peking - 11 Oktober 1976 adalah hari apes bagi empat tokoh radikal yang salah satunya adalah janda Pendiri Republik Rakyat Tiongkok Mao Ze Dong, Jian Qing -- dikenal juga dengan sebutan Madam Mao. Mantan artis yang lantas jadi penebar teror saat mendompleng kekuasaan suaminya itu diulas dalam Today in History kali ini.

Dilansir dari berbagai sumber, perintah penangkapan keempat orang yang dikenal sebagai Gang of Four itu atas perintah oleh pemimpin baru Partai Komunis China, Hua Guofeng.

Dikutip dari BBC kala itu, penangkapan kelompok yang juga disebut-sebut sebagai 'Empat Serangkai' ini jadi pertanda perubahan arah politik di China. Setelah ditinggal mati Ketua Mao -- sebutan lain dari Mao Zedong. Selain Jian, ketiga tokoh yang ditangkap adalah Wang Hongwen, Yao Wenyuan, and Zhang Chunqiao.

Keempatnya merupakan orang-orang dalam lingkar kekuasaan China era Ketua Mao dan pendukung gerakan Revolusi Budaya, yang membantai kelompok intelektual dan oposisi. Serta menghukum secara tidak sah mereka yang dianggap kaum borjuis dan pro imperialis di Tiongkok.

Setelah Mao wafat, Kelompok Empat berupaya mempertahankan kekuasaan sekaligus memelihara gerakan radikal itu.

Namun di bawah pimpinan Hua Guofeng dan Deng Xiaoping, China tidak mau lagi kembali ke era Revolusi Budaya selama dekade 1960-an, yang menelan banyak korban jiwa dan kesengsaraan. Maka, pimpinan baru Partai Komunis China itu memutuskan 'Empat Serangkai' segera ditangkap.

Setelah dicokok, kempatnya menjalani tahanan rumah dan pada 1977 dipecat dari keanggotaan Partai Komunis China.

Pada 20 November 1980, Gang of Four mulai diadili atas tuduhan berupaya menggulingkan pemerintahan dan membentuk rezim diktator.

Keempat terdakwa itu kemudian dinyatakan bersalah dan divonis hukuman mati, yang akhirnya diperingan menjadi hukuman seumur hidup. Eksekusi tak kunjung dilakukan. Pada 5 Juni 1991, Madam Mao dinyatakan meninggal dunia akibat bunuh diri. Pemerintah China tak menjelaskan kapan dan bagaimana persisnya itu terjadi.

Wang Hongwen meninggal pada 1992, sedangkan Zhang Chungqiao dan Yao Wenyuan sama-sama tutup usia pada 2005.

Madam Mao Mantan Aktris Si Penebar Teror

Jiang Qing -- Madam Mao -- adalah istri ke-4 Mao. Saat menikah dengan Mao, wanita kelahiran 1914 itu adalah perempuan cantik dengan tubuh nan ramping. Namun, di masa Revolusi Kebudayaan (1966-1975), Jiang Qing menjelma Madam Mao yang masyhur karena kekejamannya.

Pada Mei 1966, Mao menunjuk istrinya itu sebagai pemimpin Kelompok Kecil Revolusi Kebudayaan. Tugasnya, membersihkan China dari unsur-unsur borjuis dalam segala aspek kehidupan.

Sejak saat itu, nama Madam Mao berasosiasi dengan teror. Langkah pertama adalah mengangkat sosok Mao setinggi langit. Koran resmi Partai Komunis China, Harian Rakyat, memuat foto Mao dan kutipan kata-katanya setiap hari.

Lalu, Little Red Book (Buku Merah Kecil) yang berisi kata-kata Mao, dicetak jutaan eksemplar. Dibagikan dan rakyat diminta membaca dan menghafalnya. Diperlakukan seperti kitab suci.



Sebulan kemudian, pembersihan dimulai, terutama menyasar kalangan intelektual dan akademisi. Mereka dianggap paling bertanggung jawab atas tersebarnya borjuisme. Dokter dimutasi menjadi petugas kebersihan, penulis dimasukkan kamp kerja paksa, dosen dikirim ke pedalaman untuk menghayati kehidupan kaum jelata.

Madam Mao sendiri terang-terangan mengaku menjadi pion Mao. Kata-katanya yang terkenal adalah "Saya ini anjing Ketua Mao. Siapapun yang tak menurut Ketua Mao harus saya gigit, saya gigit."

Menurut Jung Chang dan Joan Holliday dalam Mao: The Unknown Story, Madam Mao hanya pelaksana. Tapi, beberapa kali, ia juga menjalankan agenda pribadi.

Misalnya, ia memenjarakan wanita bernama Wang Ying. Pemicunya, aktris itu puluhan tahun sebelumnya memenangkan sebuah peran di panggung teater yang diincar Madam Mao. Wang Ying terus berkibar bahkan sempat tampil di Gedung Putih. Wang Ying pun menghabiskan akhir hayatnya di dalam bui.

Contoh lain, pada 1958, Madam Mao bertengkar dengan suaminya, Mao. Ia galau, pikirannya kacau. Lalu, Madam Mao menulis surat ke seorang sutradara. Isi surat itu meminta alamat mantan suaminya, Tang Na, yang tinggal di Paris, untuk berkomunikasi kembali.

Lantas, 8 tahun kemudian, Madam Mao memerintahkan penangkapan sutradara tersebut. Rumah sang sutradara diobrak-abrik untuk mencari surat itu. Rupanya, Madam Mao malu campur takut. Sang sutradara tewas disiksa. Sia-sia pria itu menjelaskan bahwa surat tersebut telah dihancurkan.

Manusia itu fana, kekuasaan juga sementara. Pada tahun 1976, Mao, sang suami meninggal dunia. Kejayaan istri keempatnya pun berada di ujung tanduk. Kehidupan Madam Mao berakhir tragis. Rezim berganti, ia dipenjara dan divonis hukuman mati atas kejahatan-kejahatan pada masa Revolusi Kebudayaan.

Tanggal yang sama tahun 1984, Today in History mencatat Astronot Kathryn D. Sullivan menjadi wanita AS pertama yang berjalan di luar angkasa. Ketika itu ia menjadi salah satu awak pesawat Challenger. (Riz)