Sukses

Mengungkap Isi Teks 'Magna Carta' yang Hangus 283 Tahun Lalu

Magna Carta akhirnya bisa dibaca kembali, setelah 283 tahun dalam kondisi hangus dan rusak akibat kebakaran di London, Inggris.

Liputan6.com, London - Salah satu naskah asli Magna Carta akhirnya bisa dibaca kembali, setelah 283 tahun dalam kondisi hangus dan rusak akibat kebakaran di London, Inggris.

Magna Carta -- dalam Bahasa Latin berarti 'Piagam Besar' dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 di masa pemerintahan Raja John. Aturan tersebut membatasi kekuasaan monarki Inggris yang awalnya absolut.  Kini, dokumen tersebut dianggap langkah pertama menuju hukum konstitusional, bukan hanya sekedar pengurangan kuasa raja atau ratu.

Ada 4 kopi asli dokumen yang dibuat kala itu. Salah satunya, yang disimpan British Library rusak akibat terbakar dalam insiden kebakaran 1731.

Kini, para peneliti yang menggunakan teknik yang disebut pencitraan multispektral (multispectral imaging), berhasil menguraikan isi teks, "Burnt Magna Carta" -- Magna Carta yang Terbakar tanpa menyentuh atau menyebabkan kerusakan lebih lanjut terhadap dokumen berharga itu. Metode tersebut memungkinkan para ilmuwan konservasi mengambil gambar yang secara virtual mengabaikan kerusakan dan memperlihatkan detail perkamen serta teks yang ada di permukaannya.

"Dokumen tersebut rusak parah, kami sama sekali tak bisa membacanya dengan mata telanjang," kata Christina Duffy, ilmuwan pencitraan di British Library seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Senin (13/10/2014). Namun dengan teknik tersebut, "sangat mengejutkan karena teks tersebut bisa dipulihkan kembali."

Pencitraan tersebut adalah bagian dari 800 tahun peringatan disahkannya Magna Carta, saat Raja John membubuhkan cap kerajaan pada dokumen, dan bersumpah untuk mematuhinya. British Library menyimpan 2 kopi Magna Carta, salah satunya dalam kondisi hangus terbakar. Dua lainnya disimpan di Lincoln Cathedral dan Salisbury Cathedral.

Pada 3 Februari 2015, 4 kopi akan dipamerkan berdampingan di British Library, London, untuk kali pertamanya dalam sejarah. Masyarakat dapat mengikuti undian tiket gratis untuk menyaksikan pameran itu, yang hanya tersedia untuk 1.215 pemenang.

Magna Carta yang terbakar tak pernah diteliti selama beberapa dekade. Pada tahun 1970-an, dokumen hangus itu ditempatkan di bingkai pengaman khusus.

Tim  British Library tak berniat merestorasi dokumen yang gosong itu. Objek tersebut akan dilestarikan apa adanya.

"Ada berbagai cara untuk memperbaikinya. Namun, kebanyakan adalah proses yang basah, harus membasahi area tertentu. Kami tak ingin membuat piagam tersebut jadi lembab," kata Duffy.

Maka, ilmuwan mengunakan pencitraan multispektral, yang pada dasarnya memotret perkamen yang terbakar dengan serangkaian cahaya LED, yang mencakup spektrum dari ultraviolet ke inframerah -- di luar jangkauan penglihatan manusia.

"Meski beberapa gambar yang dihasilkan pada dasarnya sama, namun masing-masing memberikan informasi yang berbeda," kata Duffy.

Dengan cara itu, teks yang tak terlihat dengan mata telanjang tiba-tiba muncul. Pada dasarnya identik dengan teks 3 salinan lain dari tahun 1215 yang ditandatangani Kerajaan Inggris.  Tim kini masih memproses citra multispektral dan akan melakukan proses yang sama pada dokumen lama lainnya yang terkait dengan Magna Carta. (Mvi)