Liputan6.com, Glasgow - Skotlandia akhirnya punya pemimpin baru, Nicola Sturgeon. Perempuan 44 tahun mengemban tugas yang sangat berat setelah negaranya gagal merdeka.
Sebelumnya, kelompok pro-kemerdekaan Skotlandia yang dimpimpin oleh Scottish National Party (SNP), mendapat tamparan keras karena gagal total dalam referendum. Akibatnya, pemimpin SNP yang juga Perdana Menteri (PM) Skotlandia, Alex Salmond memutuskan mengundurkan diri.
Salmond menyebut pengunduran dirinya adalah bentuk pertanggung jawaban paling tepat terkait kekalahan itu. Oleh sebab itu, beribu tugas siap menantoi Sturgeon yang akan dilantik bulan depan.
Menanggapi pelantikannya nanti, Sturgeon menyatakan segera siap mencapai sejumlah target. Targetnya tersebut mencakup peningkatan lapangan kerja dan pelayanan masyarakat.
"Tugas saya adalah membangun pemerintahan yang kuat dan kompoten. Hal itu bisa dicapai dengan menciptakan lapangan kerja, keadilan dan perlindungan atas pelayanan masyarakat yang berkualitas," sebut Sturgeon, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/10/2014).
Selain itu, yang lebih penting Sturgeon menyatakan tetap akan mempertahankan cita-cita luhur warga Skotlandia. Cita-cita itu dipercaya Sturgeon adalah kemerdekaan penuh untuk menciptakan negara yang berdaulat.
"Saya percaya dalam hidup saya Skotlandia akan menjadi negara merdeka," tambah Sturgeon.
Saat ini, sejumlah kelompok nasionalis masih mencari cara untuk melepaskan diri dari Inggris. Diduga kuat kelompok tersebut berencana menggelar referendum ulang pada 2017.
Hal tersebut semakin kuat setelah Pemerintah Inggris belum memberikan detail lengkap otonomi luas seperti apa yang akan diberikan kepada Skotlandia. Padahal janji itu merupakan nilai jual yang membuat 55 persen warga Skotlandia -- dalam referendum -- percaya bahwa bersama Inggris mereka akan lebih baik dibanding merdeka.
Tekad PM Baru Skotlandia: Terus Perjuangkan Kemerdekaan
PM Skotlandia Nicola Sturgeon mengemban tugas yang sangat berat setelah negaranya gagal merdeka dari Inggris Raya.
Advertisement