Liputan6.com, Perth - Sejak lenyap dalam penerbangan terakhirnya dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing China pada 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 belum ditemukan jejaknya. Namun, pihak Indonesia diminta waspada. Sebab, bisa jadi puing Boeing 777-200 itu tersapu hingga ke perairan Nusantara.
Puing-puing kapal terbang yang lenyap bersama 239 orang di dalamnya itu, mungkin menyimpang jauh dari perairan Australia, mengarah ke Indonesia.
Biro Keamanan Transportasi Australia atau The Australian Transport Safety Bureau (ATSB), yang memimpin pencarian MH370 di perairan Perth, telah mengeluarkan peringatan untuk pihak berwenang Indonesia, soal kemungkinan puing MH370 di perairan Tanah Air.
Dalam informasi terbaru yang diumumkan ke publik, biro tersebut juga mengatakan, pihaknya terus menerima pemberitahuan dari masyarakat yang menemukan material yang tersapu ke pantai-pantai Australia, yang diduga sebagai Boeing 777 yang hilang.
"ATSB menelaah semua informasi secara hati-hati, namun berdasarkan permodelan Australian Maritime Safety Authority, kalaupun ada puing-puing mengambang, lebih mungkin objek tersebut mengarah ke Barat, menjauhi garis pantai Australia," demikian informasi ATSB, seperti dimuat Sydney Morning Herald, Kamis (23/10/2014).
"Kemungkinan sejumlah material tersapu ke perairan Indonesia dan peringatan telah dikeluarkan untuk negara tersebut, meminta agar pihak berwenang waspada terhadap kemungkinan adanya puing dari pesawat (MH370)."
Operasi pencarian bawah laut untuk menemukan bangkai MH370 telah dimulai Oktober lalu, dan sampai saat ini lebih dari 1.200 kilometer persegi dasar laut telah disisir.
Pencarian fokus di busur sempit memanjang di Samudera Hindia sebelah selatan, di mana MH370 membuat komunikasi satelit terakhirnya. Para ahli mengatakan, permintaan log on konsisten dengan peralatan satelit di pesawat yang menyala setelah terjadi gangguan listrik pada mesin pesawat.
Lokasi di busur tersebut diyakini menjadi titik di mana pesawat kehabisan bahan bakar dan berputar-putar sebelum jatuh ke laut -- setelah terbang dengan autopilot selama beberapa jam.
Area yang menjadi prioritas tertinggi memiliki luas 60 ribu kilometer persegi. Pencarian dengan kapal diyakini makan waktu hingga setahun.
Awal bulan ini, pihak yang ikut serta dalam pencarian mengungkap mereka mengubah fokus pencarian lebih ke selatan -- menyusul analisis penerbangan dan data satelit terbaru.
Kepala ATSB Martin Dolan kepada Fairfax Media mengatakan, belum ada kepastian puing-puing akan ditemukan di zona yang menjadi prioritas.
"Ada berbagai skenario yang cocok dengan data, hanya saja beberapa lebih mungkin daripada yang lain. Dan ada kemungkinan tinggi pesawat itu akan ditemukan di dekat busur itu," kata Dolan.
Sejauh ini, tak ada jejak pesawat yang ditemukan. Â
Di tempat terpisah, Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengatakan, "kita harus terus berharap, meski kadang-kadang hanya harapan yang kita miliki."
"Jika kita mencari di tempat yang tepat, saya 99,9 persen optimistis kita akan menemukannya," kata dia saat mengunjungi kapal pencari GO Phoenix di Pelabuhan Fremantle kemarin, seperti dimuat News.com.au.
Ia menjamin, apapun yang terjadi, seberapapun sulitnya, MH370 tak akan terlupakan. "Pencarian akan terus dilakukan, bekerja sama dengan Pemerintah Australia dan China," kata dia. (Tnt)