Liputan6.com, Damaskus - Dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1436 H yang jatuh pada hari Sabtu 25 Oktober 2014 waktu setempat, KBRI Damaskus telah mengadakan serangkaian acara bertempat Aula KBRI yang dihadiri oleh Drs Wahib selaku Duta Besar RI untuk Republik Arab Suriah, para Staf KBRI Damaskus, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) serta para WNI/TKI yang masih berada di shelter (penampungan) KBRI Damaskus.
Acara peringatan 1 Muharam 1436 H kali ini sedikit berbeda dari peringatan pada tahun-tahun sebelumnya karena dimeriahkan oleh penampilan kasidah dan rebana oleh para TKW yang masih berada di penampungan KBRI. Mereka membawakan 6 lagu Islami, yang pernah dipopulerkan oleh grup Nasida Ria pada era 80'an, antara lain Perdamaian, Jilbab Putih dan Kota Santri.
Pejabat konsuler merangkap Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Damaskus, Windu Setiyoso menyampaikan meskipun kondisi secara umum di Suriah masih belum kondusif karena ada perang saudara antara militer pemerintah Suriah dan pasukan oposisi, namun kegiatan pembinaan kepada masyarakat Indonesia harus terus berjalan, terutama bagi para TKW di shelter yang masih menunggu proses penyelesaian permasalahan antara mereka dengan majikan masing-masing.
"Bimbingan tersebut meliputi siraman rohani, seni baca Alquran dan sari tilawah Alquran dan keterampilan seni rebana. Kami pun secara rutin dan terus menerus melakukan pergeseran atau pemindahan para TKW yang telah diselesaikan masalahnya dari Damaskus ke Beirut dalam rangka repatriasi ke Indonesia minimal 1 bus per minggunya. Bahkan dalam waktu dekat, kami akan menggeser sejumlah 48 orang TKW dengan menggunakan 1 bus ke Beirut," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (26/10/2014) dini hari.
Windu menjelaskan, pergeseran ke Beirut tersebut terpaksa dilakukan karena Bandara Internasional Damaskus masih belum kondusif dan memungkinkan untuk digunakan sebagai bandara pemulangan.
"Bagaimana kami akan pulangkan mereka dari Damaskus ke Indonesia kalau pesawat yang masuk Damaskus hanya Syrian Air yang kabarnya hanya berjumlah 6 pesawat dan melayani rute yang sangat terbatas sekali," tuturnya. "Maskapai penerbangan besar seperti Emirates, Etihad, dan Qatar Airways masih menghentikan rute operasional mereka sejak 2012 yang lalu."
KBRI Damaskus tetap berkomitmen untuk meneruskan program pemulangan dan memastikan para TKW tersebut dapat tiba di Indonesia dengan selamat. Namun sangat disayangkan, pada masa moratorium (penghentian sementara) pengiriman TKW ke Suriah saat ini masih ditemukan banyak sekali TKW ilegal yang tetap masuk ke Suriah melalui jalur sindikat perdagangan manusia (human trafficking) yang salah satunya dikendalikan oleh Bungawati dan Iyad Mansyur dengan rute Kuala Lumpur-Amman-Damaskus.
"Sering kami temukan bahwa mereka para korban sindikat perdagangan orang ini terjangkit penyakit menular antara lain Hepatistis, TBC dan bahkan HIV/AIDS," ungkapnya. "Terlebih lagi pada saat mereka lari dari rumah majikan ke KBRI, seringkali KBRI kesulitan untuk memulangkan mereka karena dilaporkan ke polisi dengan tuduhan mencuri dan masuk dalam DPO (Daftar Pencarian Orang)," tandas Windu.
WNI di Suriah Rayakan Tahun Baru Islam di Tengah Perang
Acara peringatan 1 Muharam 1436 H di Damaskus, Suriah, sedikit berbeda dari peringatan pada tahun-tahun sebelumnya.
Advertisement