Liputan6.com, Virginia - Tak ada manusia yang terluka apalagi tewas saat roket Antares yang membawa kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) meledak 6 menit setelah diluncurkan Selasa 28 Oktober 2014 malam. Namun, telur-telur nyamuk yang ada di dalamnya tak kuasa bertahan.
Kala itu, Julia Ellis berada di seberang Teluk, jaraknya kurang dari 2 mil dari lokasi peluncuran di Wallops Island, Virginia. Kepala bocah 13 tahun itu mendongak, menyaksikan detik-detik roket diluncurkan. Jantungnya berdegup kencang, di antara muatan dalam kapsul Cygnus ada sebuah eksperimen penting baginya.
Ellis dan 4 teman sekelasnya di Columbia Middle School di Berkeley Heights, New Jersey merancang sebuah eksperimen yang mempelajari apakah larva nyamuk bisa tumbuh dalam kondisi gravitasi nol.
"Setiap orang yang ada di sana sangat bersemangat, senang rasanya," kata dia mengingat situasi sebelum peluncuran seperti Liputan6.com kutip dari situs New York Times, Kamis (30/10/2014).
Namun, petaka terjadi. Terlihat kilatan cahaya, dan roket ambruk. "Dada ini serasa dipukul," kata Ellis. "Terdengar ledakan kecil, satu ledakan sangat besar, dan dua ledakan lain yang lebih kecil." Larva-larva dalam penelitiannya ikut musnah, sebelum sempat jadi nyamuk.
Cygnus membawa sekitar 4.883 pon atau 2.215 kilogram kargo -- 727 kilogram di antaranya adalah objek terkait sains.
"Kami ingin mengungkapkan kekecewaan karena tak mampu memenuhi kewajiban kami pada program ISS dan mengirim kargo, khususnya para peneliti yang karyanya ada dalam pesawat yang meledak, juga mereka yang menaruh harapan besar pada perangkat keras dan komponen yang seharusnya dibawa ke ISS," kata Executive Vice President Orbital Sciences Corp Frank Culbertson seperti dimuat SPACE.com.
Ledakan Antares juga menghancurkan pesawat Arkyd 3 (A3) -- teknologi mini yang diuji coba oleh perusahaan Planetary Resources. A3 didesain sebagai pendahulu dari Arkyd 100 Series, sekelompok satelit yang bisa digunakan untuk menambang asteroid.
"Kegagalan peluncuran ini, juga yang tercatat dalam sejarah, adalah bukti penjelajahan antariksa hal yang berisiko," demikian ujar Stacey Tearne dari Planetary Resources.
Meski demikian, kegagalan tak menghentikan kerja perusahaan penambang harta di batu angkasa. Tahun 2015, mereka akan meluncurkan Arkyd 6 (A6).
Sejumlah eksperimen lain juga binasa akibat ledakan. Salah satunya yang bertujuan mempelajari kesehatan para astronot di luar Bumi. Penelitian yang dijuluki "Drain Brain' misalnya, mengumpulkan data tentang bagaimana aliran darah astronot dalam kondisi tanpa bobot.
Proyek-proyek dalam Student Spaceflight Experiments Program NASA, yang jumlahnya 18, yang berkisar dari pembentukan kristal dan penelitian dampak gravitasi mikro pada umur simpan susu ikut hancur.
Sementara penyelidikan dilakukan, NASA meminta penduduk di sekitar area peluncuran Antares yang gagal, untuk menjauh. Warga juga diminta waspada terkait kemungkinan puing-puing roket tersapu ombak atau ditemukan di darat. (Tnt)