Liputan6.com, Monrovia, Liberia - Liberia telah membuka salah satu pusat perawatan terbesar di negara itu, untuk orang-orang yang terinfeksi virus ebola. Sementara jumlah korban tewas karena penyakit itu terus bertambah di Afrika Barat.
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf meresmikan pusat perawatan ebola yang berkapasitas 200 tempat tidur itu di Monrovia, Jumat 31 Oktober 2014 waktu setempat. Pada kesempatan itu, ia pun menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat internasional, atas perannya dalam meresmikan pusat berkapasitas 200 tempat tidur itu.
"Pusat baru tersebut menunjukkan bahwa dunia membuat kemajuan dalam melawan virus ebola itu," kata Duta Besar AS untuk Liberia Deborah Malac seperti dikutip dari VOA News, Sabtu (1/11/2014).
Bangunan itu dibangun dengan bantuan dari tentara AS, dan akan dioperasikan oleh para dokter dari Kuba.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan, jumlah korban tewas karena ebola telah bertambah menjadi 4.951. Sebagian besar terjadi di Liberia, Sierra Leone dan Guinea. Badan tersebut menurunkan jumlah kasus ebola secara keseluruhan menjadi 13.567, karena sebagian kasus di Guinea diduga keliru.
Dalam perkembangan lain, badan PBB itu merilis panduan baru bagi para petugas kesehatan yang merawat pasien ebola. Merekomendasikan agar mereka menggunakan dua sarung tangan dan menutupi mata, mulut dan hidung mereka sepenuhnya.
Advertisement
Selain itu juga cara mengenakan dan melepas perlengkapan pelindung, yang lebih penting daripada pilihan perlengkapan pelindungnya. (Ans)