Liputan6.com, Washington DC- Sejarah baru tercipta di Amerika Serikat pada 4 November 2008. Keturunan penggembala kambing dari Desa Nyangoma-Kogelo di Kenya di Afrika bisa mengalahkan seorang politisi tangguh sekaligus mantan ibu negara (Hillary Clinton) dalam konvensi Partai Demokrat, kemudian menang lawan mantan pahlawan perang John McCain, capres Partai Republik. Dia adalah Barack Obama.
Hari itu, rakyat AS menggantungkan harapan pada sosok tinggi, kurus, berkulit gelap, dengan senyum lebar. Barack Obama terpilih menjadi Presiden ke-44 Amerika Serikat di usianya yang masih muda, 47 tahun.
Hingga hari itu, sulit untuk membayangkan Presiden AS dijabat seseorang yang bukan 'kulit putih'. Bahwa orang Amerika keturunan Afrika bisa menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. Saat itu, Obama mewakili harapan untuk warga Amerika yang lelah dengan perang yang gencar dilancarkan pemerintahan George W. Bush.
Barack Obama dinyatakan menang dengan hasil raihan suara cukup telak atas John McCain, 349 berbanding 163 electoral votes. Menurut perhitungan popular votes yang dikumpulkan Rabu pagi, Obama mengalahkan John McCain asal Arizona dan meraih 63 juta lebih suara, sementara McCain mengumpulkan kurang lebih 56 juta suara.
Kemenangan itu disambut sukacita dan tangis haru warga Amerika maupun dunia. Harian Prancis berhaluan independen Le Monde hari itu menulis, "Naiknya seorang pria berusia 47 tahun, berkulit hitam ke Gedung Putih adalah bukti kepercayaan Amerika Serikat terhadap nilainya yang terpenting dan kemampuan untuk melupakan drama rasisme dan perbudakan."
Tembok rasial antara kaum kulit putih dan kulit hitam yang selama ini mewarnai sejarah Amerika Serikat sejak pidato tokoh kulit hitam Martin Luther King, Jr telah hancur.
Dalam pidatonya sehari kemudian, Obama menyebut kemenangannya adalah milik Amerika Serikat.
"Jika seseorang di luar sana yang masih meragukan bahwa Amerika Serikat adalah tempat di mana segala hal menjadi mungkin, pada mereka yang masih bertanya-tanya apakah mimpi para pendiri (AS) masih bertahan hingga saat ini, yang masih mempertanyakan kekuatan demokrasi. Malam ini adalah jawabannya," kata Obama dalam pidato kemenangannya 5 November 2014.
Di hari yang sama di tahun 1980, Ronald Reagan, mantan bintang film juga terpilih sebagai presiden ke-40 AS. Jenderal Dwight . Eisenhower juga terpilih sebagai Presiden ke-34 AS pada tahun 1952.
Sementara, pada 4 November 1995, Perdana Menteri Israel kala itu Yitzhak Rabin tewas ditembak h Yigal Amir, aktivis sayap kanan yang tidak mendukung Perjanjian Oslo.
Di masa jabatannya yang kedua, Rabin berusaha menjalin hubungan baik dengan Palestina. Atas usahanya itu, pada tahun 1994 bersama-sama Yasser Arafat dan Menteri Luar Negeri Shimon Peres ia mendapat hadiah Nobel Perdamaian. Namun, tak semua orang senang dengan langkah-langkah perdamaiannya itu.
Tanggal 4 November 1979 mengawali krisis sandera Iran selama 444 hari. Para pelajar pendukung rezim Iran yang baru menyandera 63 diplomat dan 3 warga negara Amerika Serikat di dalam gedung kedutaan AS di Teheran.
AS menerjunkan operasi penyelamatan, Operation Eagle Claw. Namun gagal dan justru menyebabkan tewasnya 8 orang.
Tanggal 4 Oktober juga tercatat sebagai hari penting dalam bidang arkeologi. Pada 1922, pintu masuk ke makam Firaun Tutankhamun ditemukan.
Tentu saja, itu temuan berharga, namun, konon kutukan menimpa mereka yang berani mengganggu makam Tut. (Baca juga: 'Kutukan' dan Wajah di Balik Topeng Emas Firaun Tutankhamun) (Ans)
4-10-2008: Barack Obama Menang Lawan 'Kemustahilan'
Sejarah baru tercipta di Amerika Serikat pada 4 November 2008. Obama jadi keturunan Afrika pertama yang terpilih jadi Presiden AS.
Advertisement