Sukses

Buntut Bentrok di Al Aqsa, Yordania Tarik Duta Besar dari Israel

Situasi di Jerusalem Timur memanas selama beberapa bulan terakhir hingga hari ini, termasuk karena bentrok di Masjid Al Aqsa.

Liputan6.com, Yerusalem - Situasi di Jerusalem Timur memanas selama beberapa bulan terakhir. Antara lain karena pembatasan akses ke Masjid Al Aqsa.

Situasi itu berbuntut pada penarikan duta besar Yordania dari Israel, sebagai protes terkait peningkatan kekerasan oleh negeri zionis itu di tempat-tempat suci Yerusalem, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Perdana Menteri Yordania Abdullah Ensour meminta menteri luar negeri untuk menarik duta besarnya dari Tel Aviv, sebagai protes atas eskalasi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa," demikian dikutip dari kantor berita Petra, Kamis (6/10/2014).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh menilai tindakan-tindakan Israel di kompleks Masjidil Aqsa belakangan ini telah berlebihan. "Pelanggaran-pelanggaran itu membakar emosi dan kepekaan 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia," kata Judeh dikutip dari BBC.

Yordania menarik duta besarnya setelah terjadi bentrokan antara kelompok yang memprotes Palestina dan kepolisian Israel di kompleks, yang oleh umat Muslim disebut Haram Al-Syarif atau Temple Mount oleh umat Yahudi. Di dalam kompleks itu, terdapat beberapa tempat suci bagi Yahudi dan Muslim, termasuk Masjid Al Aqsa.

Yordania yang berstatus sebagai pengayom Masjid Al Aqsa, berdasarkan traktat perdamaian dengan Israel pada 1994, menyatakan akan membuat laporan resmi kepada Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, seorang warga dilaporkan tewas dan sembilan lainnya mengalami luka-luka di Yerusalem Timur, ketika seorang penyerang menabrakkan mobilnya ke arah pejalan kaki.

Penyerang yang diidentifikasi sebagai Ibrahim al-Akari dari kamp pengungsi Shuafat itu, kemudian ditembak mati oleh polisi Israel. Kelompok militan Palestina Hamas, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (Sun)

Video Terkini