Liputan6.com, London - Pria itu bernama Rob O’Neill. Orang mengenalnya sebagai penulis sekaligus motivator, yang piawai membangkitkan semangat kepemimpinan (leadership). Banyak yang tahu, dia adalah mantan anggota pasukan elit Navy SEAL. Namun baru kini terungkap, di tangannya nyawa bos Al Qaeda Osama Bin Laden terenggut.
Pria 38 tahun itu bulan lalu mempertaruhkan karirnya di kesatuan elit -- di mana ia telah bergabung selama 16 tahun -- dengan cara diwawancarai media Fox, meski dalam kondisi anonim.
Rob O’Neill mengaku membunuh Osama Bin Laden pada jarak dekat, dengan 3 tembakan di kening. Di tengah penyerbuan Navy SEAL ke lokasi persembunyiannya di Abbottabad, Pakistan.
Pengakuannya saat itu harus dibayar mahal. Ia hanya menjalani 16 tahun dari masa tugas yang seharusnya 20 tahun, karena melanggar kode etik: untuk tetap diam.
Dan kini, melalui sang ayah yang diwawancarai Daily Mail, ia membeberkan identitasnya sebagai penembak Osama Bin Laden. Sebuah pengakuan yang berisiko menempatkan dirinya, juga seluruh keluarga, dalam bahaya besar.
Ayah Rob, Tom O'Neill, memberikan pengakuan. "Orang-orang bertanya apakah kami tak takut ISIS akan datang dan membalas dendam pada kami karena identitas Rob terkuak ke publik," kata sang ayah seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (6/11/2014). "Aku menjawab, sekalian saja, aku akan menggambar target sasaran di pintu rumahku dan berkata, datang dan hadapi kami."
Sebelumnya, berkembang pertanyaan apakah benar Osama Bin Laden tewas. Sebab, tak ada foto jasadnya yang beredar. Presiden Barack Obama kala itu mengatakan, jika diungkap, foto itu bisa memicu kekerasan terhadap warga AS.
Juga tak ada makam. Pemerintah AS memutuskan untuk menguburkannya di lautan. Jasad Osama dilarung dari kapal induk USS Carl Vinson.
Ada lagi informasi yang menyebut, O’Neill menembak tokoh di balik serangan teror 11 September 2001 atau 9/11 sekali di kening. Lalu 2 anggota Navy SEAL lainnya menembaknya di bagian dada.
Dalam wawancara dengan Fox, O’Neill menceritakan, ia menyuruh istrinya menyiapkan tas khusus, siap-siap jika sewaktu-waktu mereka harus melarikan diri. "Tahun lalu ia bahkan berusaha mengubah nama anak-anaknya. 'Menghapus jejak (nama)-nya' dari mereka selamanya," demikian dilaporkan ITV.
Baca Juga
Rob O'Neill tumbuh besar di Butte, Montana area pertambangan tembaga yang jaya di masa lalu, namun kini terpuruk.
Ia tinggal di rumah 1 lantai dengan garasi penuh binatang yang diawetkan -- hasil buruan 2 orang, ia dan ayahnya yang juga jago menembak.
Sebelumnya, O'Neill mengaku alasan bergabung di SEAL karena patah hati. Di usia 19 tahun ia mendatangi kantor perekrutan angkatan laut, demi mendapatkan kekasihnya yang hilang.
Namun, ayahnya punya kisah berbeda. "Suatu hari kami hendak berburu, seorang teman meminta kami mengajak serta anggota Navy SEAL," kata Tom O'Neill (65). Kami mengira akan bertemu orang tinggi besar, namun dia ternyata pria yang normal. Rob berkata jika pria seperti itu bisa jadi anggota pasukan elit, maka ia pun bisa."
Secara keseluruhan, Rob ditugaskan dalam lebih dari selusin tugas penting. Ia juga pernah diterjunkan ke 4 medan perang, termasuk Irak dan Afghanistan. Selama karirnya di militer ia dianugerahi 52 medali. (Tnt)
Advertisement
Baca juga: Pengakuan Anggota Navy SEAL yang Tembak Kepala Osama Bin Laden