Sukses

Obama Kirim Surat Rahasia ke Pemimpin Spiritual Iran?

Presiden Amerika Serikat Barack Obama dilaporkan mengirim surat rahasia untuk pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei. Untuk apa?

Liputan6.com, Washington DC- Presiden Amerika Serikat Barack Obama dilaporkan mengirim surat rahasia untuk pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei. Jika benar, langkah tersebut diyakini menggambarkan kepentingan bersama dua tokoh itu memerangi ISIS.

Surat dari Obama tersebut, seperti dilaporkan Wall Street Journal, dikirim untuk mendorong Ayatollah Ali Khamenei menuju perjanjian nuklir.

Dalam surat itu, disebutkan, menurut sumber yang tak disebutkan namanya, Obama menekankan bahwa kerjasama memerangi ISIS tergantung pada apakah Iran akan mencapai kesepakatan tersebut hingga 24 November 2014 mendatang -- tenggat waktu terakhir secara diplomatik.

Saat dikonfirmasi, Gedung Putih menolak berkomentar terkait 'korespondensi pribadi' Pak Presiden. "Saya hanya bisa mengatakan bahwa kebijakan Presiden dan pemerintahannya soal Iran tidak berubah," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Jumat (7/11/2014).

"AS tak akan melakukan kerja sama militer dengan Iran. Tak akan berbagi data intelijen. Namun, kepentingan mereka (memerangi ISIS) adalah sesuatu yang banyak ditanggapi dan dibahas di sela-sela pembicaraan."

Surat yang dilaporkan dikirimkan bulan lalu, setidaknya merupakan kali keempatnya Obama menulis surat atau pesan pada pemimpin Iran, sejak ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada 2009 lalu. Dan menggarisbawahi bahwa pihak Teheran penting dalam upaya memerangi ISIS -- yang secara sepihak mendeklarasikan diri sebagai Negara Islam (IS).

Seperti dilaporkan Wall Street Journal, pemerintahan Obama dalam beberapa hari terakhir memiliki peluang 50:50 untuk mendapatkan kesepakatan mengenai program nuklir Iran.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dijadwalkan memulai negosiasi terkait isu tersebut dengan koleganya dari Iran,  Javad Zarif akhir pekan ini di Oman.

Kekuatan dunia menduga Iran melakukan upaya pengayaan uranium untuk membuat bom nuklir. Namun, pihak Teheran bersikukuh, apa yang mereka lakukan demi tujuan damai.

Pada Kamis 6 November kemarin, juru bicara Partai Republik di parlemen, John Boehner mengaku tak percaya dengan para pemimpin Iran. Ia berpendapat, tak seharusnya mereka digandeng dalam perang melawan ISIS.

Para militan ISIS yang merajalela terutama di Irak dan Suriah menjadi ancaman global, juga bagi Iran maupun AS. ISIS menjadi pelaku sekaligus otak banyak pembunuhan massal. (Tnt)