Liputan6.com, Manila - Ribuan orang di Filipina memperingati bencana Topan Haiyan yang menghancurkan bagian tengah negara itu tahun lalu. Kerumunan orang berbaris melalui Kota Tacloban. Sirene terdengar dan lonceng gereja berdentang pada waktu sama ketika badai menghantam.
Upacara itu diadakan pada Sabtu (8/11/2014) waktu setempat, di kuburan massal Tacloban Filipina, di mana beberapa ribu korban dimakamkan.
Baca Juga
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
Tonton Siaran Langsung Penentuan Nasib Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 saat Melawan Filipina, Perebutkan Tiket Semifinal
Simak Tautan Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia Melawan Filipina, Mudah Diakses
Advertisement
Dilansir dari Reuters, sebelum fajar hari ini, lebih dari 5.000 orang memegang balon dan lilin putihsambil berjalan di sekitar Tacloban. Melewati daerah yang luluh lantak akibat terjangan Topan Haiyan berkekuatan 155 mph dan gelombang badai setinggi 7 meter.
"Sangat penting buat kami untuk membuatnya bermakna, sehingga generasi berikutnya akan mengingat ini," kata Walikota Tacloban, Alfred Romualdez.
Sementara itu, ratusan orang, kebanyakan dari mereka nelayan, melakukan protes di kota. Mereka menuntut pemerintah menyediakan rumah dan pekerjaan baru, dan menuduh pejabat mengalihkan dana bantuan dan rekonstruksi.
"Kami telah merasakan satu tahun pengabaian dari pemerintah, korupsi, penipuan, dan penindasan. Dan telah melihat satu tahun pemberitaan dan studi yang mengkonfirmasi situasi ini," ujar pemimpin People Surge, sekelompok korban topan, Efleda Bautista.
Dalam aksinya, beberapa pengunjuk rasa menutupi tubuh mereka dengan lumpur, sebagai simbol penderitaan mereka. Mereka juga mengancam akan membakar patung presiden setinggi 2,7 meter sebagai protes.
Pemerintah memperkirakan dibutuhkan hampir US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 46 triliun, untuk membangun kembali daerah yang terkena dampak. Termasuk pembangunan tanggul setinggi empat meter dengan panjang 27 km dari garis pantai, untuk mencegah terulangnya bencana.
Sedangkan Presiden Benigno Aquino, dalam kunjungan ke Pulau Samar di dekatnya pada hari Jumat 7 November, mengumumkan rencana untuk merelokasi Bandara di Tacloban jauh dari garis pantai. Serta lebih dari 205.000 bangunan rumah permanen untuk memukimkan kembali keluarga yang mengungsi.
Dikutip dari BBC, ia juga membantah bahwa pemerintahnya bergerak terlalu lamban membangun kembali kawasan yang rusak. Yang menelan lebih dari 7.000 nyawa.
"Ini bukan politik," kata Aquino melawan kritik yang menyebut pemerintah lamban untuk merespon bencana, mengutip laporan yang menunjukkan pekerjaan rekonstruksi bergerak pada kecepatan yang lebih cepat dari tsunami di Aceh tahun 2004.
"Saya berharap kita bisa bergerak lebih cepat, dan saya akan mendorong semua orang untuk bergerak lebih cepat. Tetapi realitas yang menyedihkan adalah lingkup pekerjaan ini tidak bisa dilakukan dalam semalam."
Haiyan, yang dikenal sebagai Topan Yolanda di Filipina, menghantam pada 8 November tahun lalu. Membuat badai besar menerjang daerah pedalaman dan menghancurkan wilayah Filipina tengah.
Lebih dari empat juta orang mengungsi. Hingga saat ini, banyak dari mereka yang masih tinggal di tempat penampungan sementara. (Ein)