Liputan6.com, Hong Kong - Beberapa menit sebelum maut menjemput, salah satu warga negara Indonesia (WNI) -- Seneng Mujiasih yang tewas di sebuah flat mewah di Hong Kong dilaporkan mengirim pesan SMS kepada seorang teman dekatnya.
"Saya ingin keluar dari sini," demikian isi pesan singkat yang dikirimkan Seneng Mujiasih yang selama tinggal Hong Kong, juga dikenal sebagai Jesse Lorena. Demikian diungkapkan seorang teman dekat yang dirahasiakan identitasnya, seperti dimuat The Telegraph, Rabu (12/11/2014). Kala itu, ia sedang berada di tempat tinggal seorang bankir bernama Rurik Jutting -- yang menjadi tersangka pembunuhnya.
Menurut keterangan 2 saksi mata, Jutting dan Seneng Mujiasih bertemu di sebuah kelab malam bernama New Makati Pub & Disco pada 1 November sekitar pukul 01.35 hingga 02.15.
Hal itu dikuatkan oleh rekaman CCTV dari kepolisian yang menunjukkan keduanya berjalan ke apartemen Jutting yang dapat ditempuh 5 menit dari kelab malam tersebut.
Entah apa yang terjadi di dalam apartemen Jutting, menurut penuturan teman dekatnya, Seneng mengirimkan pesan singkat melalui ponselnya sekitar pukul 03.25. Dua puluh menit sebelum polisi tiba di tempat itu dan menemukannya dalam kondisi kritis.
"Aku merasakan ada suatu yang tak beres -- aku ingin keluar dari sini," demikian isi lengkap pesan Seneng kepada temannya.
Setelah itu, tak ada lagi pesan yang dikirim. Entah apa yang dirasa tak beres oleh Seneng. Mungkin firasatnya mengatakan ada hal buruk yang bakal terjadi.
Selain Seneng, polisi juga menemukan jenazah WNI lainnya, Sumarti Ningsih dibungkus karpet dalam sebuah kopor berwarna hitam yang diletakkan di balkon apartemen. Jasad itu sudah terurai.
Baca Juga
Korban Selamat
Pada 27 Oktober, Jutting dikenal sebagai pelanggan di New Makati Pub & Disco, terlihat minum bir dengan wajah sedih.
Sesaat sebelum bertemu dengan Seneng Mujiasih, bankir asal Inggris itu mendekati seorang wanita dan mengajaknya ke apartemen. Namun wanita asal Indonesia yang juga bekerja sebagai pengasuh itu menolak, karena melihat gelagat aneh darinya.
Seneng Mujiasih atau karib disapa Jesse Lorena awalnya ditemukan hidup di apartemen Jutting lantai 31, dengan luka tikaman parah di leher dan bokongnya. Namun wanita malang asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu meninggal tak lama kemudian di lokasi kejadian.
Advertisement
Sementara Sumarti ditemukan tak bernyawa di dalam koper dan sudah membusuk. Keduanya dikenal pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong.
Jenazah 2 WNI Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih yang menjadi korban pembunuhan oleh tersangka Rurik Jutting di Hong Kong akhirnya tiba di Indonesia. Kedua jasad tersebut tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa 11 September siang sekitar 13.20 WIB. Mereka akhirnya bisa pulang, untuk dimakamkan di kampung halamannya. (Ein)