Sukses

Pendaratan ke Komet, Langkah Maju Temukan Alien?

Penjelajah langit mekanis yang diberi nama Philae berhasil mendarat ke Komet 67P yang berjarak 310 juta mil dari Bumi. Dalam misi Rosetta.

Liputan6.com, Paris - Apa yang sebelumnya hanya sekedar impian, kini jadi kenyataan. Jelang tengah malam, Rabu 12 November 2014 WIB, penjelajah langit mekanis yang diberi nama Philae berhasil mendarat ke Komet 67P yang berjarak 310 juta mil dari Bumi.

Para ilmuwan dan pejabat Badan Antariksa Eropa (ESA) bersorak kegirangan, tos, dan saling berpelukan saat keberhasilan pendaratan terkonfirmasi. Pendaratan Philae adalah yang pertama, yang berjalan mulus dan terkontrol dalam sejarah.

"Touchdown! My new address: 67P!" -- Mendarat! Alamat baruku: 67P!," demikian isi tweet sesaat setelah pendaratan Philae.

Kemudian, akun Philae kembali berciap. "Aku sudah ada di permukaan tapi tombakku tak menyala." Belakangan, ESA mengaku ada masalah dalam pendaratan tersebut.

Setelah lepas dari pesawat induknya -- Rosetta -- dan turun ke permukaan gumpalan gas bercampur debu, Philae sempat terpental. Ia tak mendarat dengan mulus.

Komet 67P punya gravitasi yang sangat lemah, sehingga bagian bawah satelit tersebut dirancang sedemikian rupa, mirip tombak, sebagai penyetabil setelah pendaratan. Namun, proses terjadi di luar yang direncanakan.

"Jadi, kami mungkin tak hanya sekali melakukan pendaratan. Dua kali," kata manajer pendaratan Stephan Ulamec seperti Liputan.com kutip dari CNN, Kamis (13/11/2014). "Apakah kita mendarat di semacam bak pasir yang lembut atau ada sesuatu yang lain yang terjadi. Kami belum mengetahuinya."

Ulamec mengatakan, para ilmuwan ESA berharap akan mengetahui lebih banyak Kamis ini. Sementara itu, ESA tak akan membiarkan masalah itu merusak momentum bersejarah yang mereka capai.

"Misi Rosetta kami yang ambisius sudah layak mendapatkan tempat di buku sejarah, bukan karena menjadi yang pertama bertemu dan mengorbit sebuah komet, namun menjadi yang pertama mengirimkan satelit pendarat ke permukaan komet," kata Jean-Jacques Dordain, Direktur Jenderal ESA.

Ada banyak orang, bukan hanya mereka yang bekerja di ESA, yang bersemangat dengan informasi apa yang bakal dikirimkan Philae ke Bumi.

"Rosetta mencoba menjawa pertanyaan besar tentang sejarah Tata Surya kita," kata Matt Taylor, ilmuwan proyek Rosetta. "Seperti apa kondisinya saat tata surya masih bayi. Apa peran komet dalam evolusi tersebut dan seperti apa cara kerjanya."

Sementara, penulis fiksi ilmiah Alastair Reynolds mengatakan, pencapaian misi tersebut bak kisah fiksi. "Rosetta juga membawa kita lebih dekat ke jawaban pertanyaan terbesar. Apakah kita sendirian di alam semesta?".

Pendaratan Philae adalah buah dari kerja panjang dan penantian yang tak sebentar. Rosetta lepas landas dari Bumi 10 tahun lalu. Ia membawa Philae dalam perjalanan panjang, 6,4 miliar mil sebelum akhirnya mendekat ke komet Agustus tahun lalu.

Satelit pendarat Philae telah dilepas dari pesawat induknya sekitar pukul 08.37 GMT atau 15.37 WIB. Meski hanya memiliki berat 220 pon, dan ukurannya sebesar mesin cuci, namun Philae adalah satelit cerdas.

Ia dilengkapi serangkaian instrumen penelitian, dari fotografi hingga peralatan untuk melakukan eksperiman di permukaan Komet 67P -- termasuk untuk menemukan efek sengatan matahari terhadap gas dan debu. Menguak misteri relik-relik es dari formasi Tata Surya.

Rosetta, si pesawat induk mengambil nama dari Rosetta Stone, prasasti dari batuan vulkanik yang ditemukan di Mesir pada tahun 1799. Yang memungkinkan ilmuwan untuk menguraikan hieroglif, dan dengan itu bisa memahami budaya Mesir Kuno.

Batu itu ditemukan pada 15 Juli 1799 di sebuah kota bernama Rashid (Rosetta) di Mesir oleh Pierre Bouchard dan telah disimpan di Museum Britania (British Museum) sejak tahun 1802.

Sementara Philae mengambil nama sebuah pulau di Sungai Nil, di mana sebuah obelisk ditemukan --  yang memecahkan batu Rosetta. (Tnt)

Video Terkini