Sukses

Kremlin Nyatakan Presiden Putin Tak Pulang Sebelum G20 Usai

Isu bahwa orang nomor satu di Rusia, Vladimir Putin angkat kaki lebih dulu dari pertemuan G20, segera dibantah oleh pemerintah Kremlin.

Liputan6.com, Brisbane - Isu bahwa orang nomor satu di Rusia, Vladimir Putin angkat kaki lebih dulu dari pertemuan G20, dibantah pemerintah Kremlin. Mereka menyatakan Putin akan berada di Brisbane sampai G20 berakhir.

"Pertemuan G20 akan berakhir pada hari Minggu, Putin pasti akan meninggalkan (G20) setelah itu. Jadi ketika semua pekerjaan selesai maka Presiden akan pergi," sebut Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov, seperti dikutip dari Courier Mail, Kamis (16/11/2014).

Peskov menambahkan, kondisi terkini di Ukraina telah dijelaskan secara jelas oleh Putin kepada Kanselir Jerman, Angel Merkel dan Kepala Komisi Eropa, Jean-Claude Bunker. "Pertukaran opini mengenai situasi yang terjadi di Tenggara Ukraina sudah terjadi di dalam pertemuan antara Putin dan Merkel," sambung dia.

"(Dalam pertemuan dengan Merkel) Vladimir Putin menjelaskan pendekatan Rusia terhadap situasi ini," jelas Peskov.

Sebelumnya, isu tersebut menyeruak setelah salah seorang delegasi Rusia mengatakan kepada Kantor Berita Prancis bahwa Putin sudah meninggalkan Brisbane. Sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan Putin tidak datang pada makan malam terakhir pemimpin negara anggota G20.

Tekanan terhadap Putin didapati akibat keterlibatan Negeri Beruang Merah atas krisis Ukraina. Negara barat termasuk AS dan sekutunya mempercayai Rusia adalah pihak yang patut disalahkan karena krisis Ukraina semakin memburuk akibat agresi yang mereka lakukan di negara tetangganya itu.

Tak bisa dipungkiri hadirnya Putin di Brisbane membuat negara-negara anggota melontarkan pertanyaan kritis, terkait apa yang dilakukan Rusia di Ukraina. Bahkan beberapa pemimpin dunia menyambut dengan dingin kedatangan Putin.

Hal ini dibuktikan ketika PM Kanada Stephen Harper berkata pada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia harus 'keluar dari Ukraina'.

Sementara Presiden AS Barack Obama mengatakan, 'agresi' Moskow di Ukraina adalah 'ancaman bagi dunia'. Tak mau kalah dari Kanada dan AS, Inggris mengancam pemberlakuan sanksi lebih berat kecuali jika Rusia menghentikan aksinya 'mendestabilisasi' negara tetangga.

KTT G-20 di Australia fokus mendorong pertumbuhan ekonomi global ke angka 2 persen dalam 5 tahun. Namun, di hari pertama yang mengemuka justru isu Ukraina.

Negara pecahan Uni Soviet ini dan mitra Baratnya termasuk AS, telah menuduh Rusia mengirimkan pasukan militer di perbatasan kedua negara. Tuduhan itu ditolak Pemerintah Rusia.

Tetapi, penolakan itu tidak banyak berarti. Uni Eropa memilih untuk  memberlakukan sanksi ketika Rusia mencaplok Crimea pada Maret 2014. (Mut)