Sukses

Teroris Klaim Saudi di Balik 9/11 dan Plot Pembunuhan Clinton

Pernyataan terpidana teroris Zacarias Moussaoui dari balik sel dibantah keras oleh pengacara Arab Saudi.

Liputan6.com, New York - Dari balik selnya yang superketat, terpidana terorisme  'bernyanyi', menyerang oknum di kerajaan Arab Saudi. Salah satunya terkait teror 9/11.

Pria 46 tahun berkewarganegaraan Prancis itu mengklaim, pejabat Kedutaan Saudi terlibat dalam plot untuk menembak jatuh pesawat kepresidenan, Air Force One. Tujuannya, untuk membunuh Bill Clinton dan atau Hillary Clinton selama kunjungan ke Inggris.

Moussaoui mengaku bertemu dengan agen Secret Service beberapa bulan lalu, dan memberitahukan apa yang dia tahu.

Ia juga menulis 2 surat dengan tulisan tangan yang diajukan ke pengadilan federal di New York dan Oklahoma.

Dalam suratnya, Moussaoui mengaku, saat sedang kursus terbang di Norman, Oklahoma, ia bertemu dengan pangeran Saudi dan seorang putri. "Dia (putri) tersebut memberiku uang dan menyediakan dana untuk pembajakan 9/11," klaim dia seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Rabu 919/11/2014)

Moussaoui, yang diketahui menderita gangguan mental, ditahan di penjara berkeamanan maksimal di Florence, Colorado. Ia baru menjalani 8 tahun dari vonis hukuman seumur hidup. Ia mengaku bersalah dalam kasus terorisme dan konspirasi pembunuhan dalam kaitan dengan peristiwa 11 September 2001.

Dalam kedua suratnya, Moussaoui mengaku diserang di dalam penjara, oleh orang-orang suruhan terpidana teroris Ramzi Yousef -- yang diduga mencoba menghentikannya bersaksi melawan Saudi.

Yousef dianggap otak pengeboman World Trade Centre pada 1993, ia ditahan di penjara yang sama. Moussaoui juga mengaku diperlakukan tak semestinya oleh para sipir.

Dalam suratnya, Moussaoui meminta pengacara baru dan memohon dipindahkan dari unit-H di dalam penjara, yang ia sebut sebagai 'kubu Saudi'. Sebagai timbal baliknya ia akan membeberkan informasi terkait Arab Saudi.

Ia juga meminta penjara yang lebih hangat. Yang tak ada tikusnya. Agar bisa membeli perangko untuk surat-menyurat, Moussaoui juga minta blokir atas sumber keuangannya dibuka.

Surat Moussaoui telah diterima pengadilan New York. Dan sejumlah pengacara mewawancarainya akhir Oktober lalu.

Bantahan Pihak Saudi

Sementara, pengacara pemerintah Saudi Arabia berulang kali membantah kaitan dengan tragedi hancurnya Menara Kembar World Trade Centre, dan menegaskan negaranya dinyatakan 'bersih' oleh Komisi 9/11.

"Kerajaan Arab Saudi tak punya peran apapun dalam serangan 11 September 2001," tegas mereka.

Pengacara pihak Saudi menggarisbawahi bahwa Komisi Nasional tentang Serangan Teroris terhadap AS atau National Commission on Terrorist Attacks Upon the United States, yang dikenal luas sebagai 9/11 Commission, pada 2004 tak menemukan bukti apapun terkait pemerintah Saudi sebagai institusi atau pejabat senior Saudi sebagai pihak yang mendanai Al Qaeda atau pembajak 9/11.

Sementara, laporan menyebut, Moussaoui diduga kuat menderita skizofrenia. Psikiater Michael First saat bersaksi menyebut, Moussaoui juga menderita paranoid dan gangguan delusi grandiose delusions, serta pikiran yang tak teratur.

Fakta lain menyebut, otak 9/11 Osama Bin Laden pernah membantah Moussaoui adalah bagian dari plot pembajakan.

Pada Mei 2006, Bin Laden merilis rekaman yang membantah pengakuan Moussaoui. "Akulah yang bertanggung jawab atas 19 saudara. Dan aku tak pernah menugaskan saudara Zacarias bersama mereka dalam misi itu." (Ein/Tnt)