Liputan6.com, Hong Kong - Para pendemo di Hong Kong bentrok dengan polisi, saat mereka mencoba masuk ke gedung parlemen pada Rabu pagi setempat. Para pengunjuk rasa menggunakan barikade logam untuk mendobrak pintu samping di gedung Dewan Legislatif (Legco).
Dikutip dari BBC, Rabu (19/11/2014), insiden itu terjadi beberapa jam setelah petugas pengadilan dan polisi membersihkan kamp yang didirikan para demonstran.
Puluhan demonstran muda, beberapa memakai masker, mencoba menghancurkan pintu setelah pukul 01.00 dini hari. Beberapa dilaporkan berhasil memasuki gedung.
Polisi anti huru hara sempat memperingatkan demonstran untuk mundur, dengan menggunakan bendera merah. Mereka juga menggunakan semprotan merica.
Upaya percobaan masuk ke gedung parlemen itu berlangsung berulang kali sepanjang malam. Massa baru mundur saat mentari menampakkan sinarnya.
"Ini bukan sesuatu yang ingin kami lihat. Kami menyerukan kepada mereka (demonstran) untuk tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip damai dan tanpa kekerasan serta bertanggungjawab dengan protesnya," ujar anggota parlemen Fernando Cheung kepada Reuters.
Baca Juga
"Ini adalah insiden tersendiri, setelah aksi damai sejauh ini," tambah dia yang berada di antara sekelompok orang untuk menghentikan demonstran.
Pasca bentrok tersebut, polisi menangkap empat orang. Sementara tiga petugas dilaporkan terluka.
Beberapa pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka mencoba masuk karena mereka marah, usai pembersihan lokasi protes utama di Admiralty yang dilakukan polisi. Lainnya menyatakan frustrasi pada protes mereka yang belum menghasilkan perubahan.Â
Advertisement
Dalam protes selama hampir delapan minggu, para pengunjuk rasa menyerukan demokrasi penuh telah menduduki tiga lokasi utama di Hong Kong.
Wartawan BBC John Sudworth di Hong Kong mengatakan, insiden terbaru ini adalah pengingat bahwa protes, sedamai apapun bisa berubah menjadi buruk.
Hong Kong dilanda protes besar setelah sebagian besar warga meminta adanya pemilihan langsung. Namun, sampai saat ini Pemerintah China bersikeras tidak mendengar permintaan demonstran Hong Kong.
Walau begitu, Pemimpin Hong Kong terus mencari cara agar wilayah yang dipimpinya kembali kondusif. Bahkan dalam satu kesempatan Leung menjanjikan bahwa pada 2017 Hong Kong akan lebih demokratis. (Tnt/Ein)