Liputan6.com, Illinois - Dr John Brandenburg adalah ilmuwan dengan latar belakang akademik mengesankan. Ia mendapatkan gelar PhD dalam Teori Fisika Plasma dari University of California, Davis. Ia juga bekerja di Orbital Technologies, Madison, Wisconsin.
Namun, teori yang dia ajukan dalam ajang Annual Fall Meeting of the American Physical Society di Illinois, ia mempersentasikan teori yang terdengar aneh: bahwa peradaban kuno Mars musnah akibat serangan nuklir dari ras alien lain.
Dr Brandenburg mengatakan, penduduk kuno Mars yang disebut Cydonians dan Utopians dibantai dalam serangan itu. Dan ia mengklaim, buktinya masih ada hingga sekarang.
Pada 2011 lalu, ia mendalilkan bahwa warna merah di permukaan Mars bisa jadi adalah akibat dari ledakan termonuklir yang terjadi secara alami.
"Permukaan Mars dilapisi lapisan tipis zat radioaktif, termasuk uranium, torium (Th) dan kalium radioaktif -- dan pola ini teradiasi dari hot spot di Mars," kata dia kepada FoxNews kala itu. "Ledakan nuklir bisa mengirim puing-puing ke sekitar planet."
Seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (22/11/2014), namun, belakangan ia berubah pikiran. Dengan menyebut bahwa ledakan nuklir tersebut tidak terjadi secara alami, sebuah tindakan yang dilakukan ras alien cerdas.
Seperti dimuat situs Vice, kesimpulan dari makalah terakhirnya menyebut, isotop nuklir di atmosfer Mars menyerupai uji bom hidrogen, "yang bisa menjadi contoh peradaban yang terhapus oleh serangan nuklir dari luar angkasa. "
Penelitiannya terfokus di sekitar 'konsentrasi tinggi' Xenon-129 di atmosfer Mars. Juga uranium dan torium di permukaannya, yang kesemuanya dideteksi oleh pesawat milik NASA, Odyssey.
Para ilmuwan lain sebelumnya mengatakan bahwa penampakan elemen-elemen tersebut tak mengejutkan. Karena semuanya adalah elemen natural yang bisa ditemukan di mana pun.
Namun, Dr Brandenburg bersikeras bahwa itu adalah jejak-jejak ledakan nuklir di permukaan Mars.
Makalahnya itu diberi judul 'Evidence of Massive Thermonuclear Explosions in Mars Past, The Cydonian Hypothesis, and Fermi's Paradox'. Ia juga berencana menerbitkannya di Journal of Cosmology and Astroparticle Physics.
Mirip Bumi
Dr Brandenburg mengatakan, Mars dulunya mirip Bumi -- rumah bagi hewan dan tanaman. Dan kehidupan makhluk cerdas di sana sama majunya seperti bangsa Mesir Kuno di planet kita.
Hal itu, dia mengklaim, berdasarkan analisis terhadap 2 area, salah satunya adalah Cydonia. Di mana 'wajah di Mars' ditemukan. Menurut Dr Brandenburg itu adalah artefak dari ras alien kuno.
Di sana lah, kata dia, ledakan nuklir memusnahkan peradaban di Cydonia Mensa dan lainnya -- termasuk di wilayah yang disebut Galaxias Chaos.
"Analisis dari gambar terbaru dari Odyssey, MRO, dan Mars Express memberikan bukti kuat objek arkeologi yang terkikis di sana," kata dia. "Dengan mempertimbangkan semua hal itu, data yang mengarah pada hipotesis Mars sebagai situs pembantaian antarplanet dengan bom nuklir, kini harus dipertimbangkan."
Dr Brandenburg menambahkan, teorinya bisa menjelaskan Paradoks Fermi -- kontradiksi antara perkiraan kemungkinan keberadaan peradaban ekstraterestrial yang tinggi dengan kurangnya bukti atau hubungan dengan peradaban semacam itu.
Ia menyarankan misi mengirim manusia ke Mars harus dilakukan sesegera mungkin. Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Secara terpisah, ahli UFO Nigel Watson mengatakan, Dr Brandenburg bukan yang pertama menduga, makhluk Mars binasa karena ledakan nuklir.
Meski teori tidak kuat dan tak sahih, ia mengatakan, "itu adalah peringatan bahwa kita bisa melakukan hal yang sama pada planet kita sendiri. Dan menggarisbawahi keyakinan sejumlah ilmuwan bagwa kita mungkin tak akan mendeteksi makhluk cerdas di luar Bumi sebab, di suatu titik, peradaban kita akan musnah, melalui bencana dahsyat maupun kehancuran yang disebabkan diri sendiri. (Ein/Tnt)