Sukses

28-11-2013: Gempa 'Kecil' Namun Mematikan di Iran

Peristiwa di Iran kembali mengingatkan, bahwa gempa, sekecil apapun kekuatannya, tak boleh diremehkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Kamis, 28 November 2013 pukul 17.21, gempa dengan kekuatan 5,6 skala Richter mengguncang Iran. Meski terhitung sedang, lindu tersebut menewaskan 8 orang dan melukai 59 lainnya. Untung tak sampai merusak pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada di area tersebut.

Seperti dikutip dari CNN, Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat, pusat gempa berada di 63 km timur laut Kota Borazjan, di Provinsi Bushehr di mana pembangkit tenaga nuklir berada.

Lindu terjadi di kedalaman relatif dangkal. Itu mengapa guncangannya merusak. Sejumlah bangunan pemukiman rusak berat, pasokan listrik terputus di beberapa area.

Hossein Derakhshan, juru bicara Bulan Sabit Merah mengatakan, sebagian rumah yang hancur dibangun secara tradisional dan tak tahan gempa. Demikian dikutip dari Reuters.

Sementara, Presiden Iran Hassan Rouhani mengungkapkan rasa keprihatinannya saat mendengar korban jiwa jatuh. Ia juga mengungkapkan rasa duka pada keluarga korban.

Peristiwa di Iran kembali mengingatkan, bahwa gempa, sekecil apapun kekuatannya, tak boleh diremehkan.

Kurang dari seminggu sebelumnya, gempa 5,4 SR menimbulkan kerusakan parah di perbatasan Iran dan Irak.

Sejarah juga mencatat gempa kecil yang mengakibatkan kerusakan bahkan korban tewas. Lindu dengan kekuatan 3,4 skala Richter, yang bahkan tak terekam dalam situs US Geological Survey (USGS), terjadi pada Minggu 17 Januari 2010 sore, berpusat di Provinsi Guizhou, 100 kilometer barat daya ibukota Guiyang, China.

Gempa itu memicu dua longsor di lokasi berbeda. Saat itu setidaknya menewaskan 7 orang karena tertimpa batuan besar.

Skala Richter, yang merupakan salah satu parameter gempa bumi dikembangkan oleh Charles Richter pada tahun 1935.

Skala ini diukur menggunakan seismogram, sebagai jarak-waktu tibanya gelombang getaran gempa dari titik awal gempa ke titik terjauh yang terkena dampaknya.

Berdasarkan parameter ini, seperti dimuat laman Earthquakes.bgs.ac.uk, daya jangkau gempa berkekuatan 1,0 SR setara dengan 30 pound bahan peledak TNT atau ledakan yang bisa menghancurkan sebuah bangunan.

Sementara itu, gempa 4,0 SR setara dengan jarak jangkau bom atom ukuran kecil.

Dan daya-jangkau gempa 5,0 SR --yang dikategorikan sebagai gempa berkekuatan 'moderat'-- setara dengan 32 kiloton TNT atau bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki, 9 Agustus 1945.

Skala Richter tak bisa serta-merta disamakan begitu saja secara paralel sebagai alat ukur daya-rusak sebuah gempa.

Intensitas dan efek gempa pada permukaan tanah tak hanya bergantung pada besaran skala ini, tapi juga pada seberapa jauh jaraknya dari pusat gempa, kedalaman, dan kondisi geologis--jenis dataran tertentu bisa memperbesar skala getaran menjadi lebih dahsyat.

Tingkat kerusakan dan jumlah korban jiwa juga ditentukan oleh kualitas bangunan. Faktor ini menjelaskan mengapa gempa dengan kekuatan 8,2 SR di Chile pada 1 April 2014  'hanya' menewaskan 6 manusia.

Sebaliknya, pada 12 Januari 2010, gempa dengan kekuatan 7,0 skala Richter menggucang Port-au-Prince, Haiti. Akibatnya jauh lebih tragis. Sebanyak 70 persen struktur di ibukota itu rata dengan tanah, 230 ribu orang tewas.

Selain gempa di Iran, tanggal 28 Oktober juga diwarnai sejumlah peristiwa penting. Pada 1868, Gunung Etna di Sisilia meletus. Sementara pada 1919, Lady Astor mencatatkan namanya sebagai perempuan pertama yang menjadi anggota parlemen Inggris.

Dan pada 29 November 2002, bom bunuh diri meledak di hotel milik Israel di Mombasa, Kenya. (Ein/Tnt)