Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun di Amerika Serikat, Ronin Shimizu memilih untuk menghabiskan nyawanya sendiri lantaran di-bully atau diejek teman-temannya usai bergabung ke grup cheerleader atau pemandu sorak.
Menurut teman Ronin, pelajar SMP itu diolok-olok temannya setelah menjadi satu-satunya laki-laki yang menjadi anggota cheerleader di Folsom Middle School.
"Saya dengar dia dipanggil gay, karena anggota cheerleader," kata teman Ronin kepada CBS Sacramento, yang dimuat New York Daily News, Minggu (7/12/2014).
"Apa yang dilakukan mereka (teman-teman yang mem-bully) itu tidak bisa dibenarkan. Itu hak dia (Ronin) mau bergabung apa saja. Dia lakukan apa yang ia suka," imbuh dia.
Orangtua Ronin sebelumnya telah mengkomplain pihak sekolah atas kejadian yang menimpa anaknya. Namun pada akhirnya Ronin diberhentikan dari sekolah dan menjalani pendidikan homeschooling di Folsom Cordova Unified School.
Ronin telah dimakamkan. Para sahabat dan tetangga kemudian berkumpul di depan rumah bocah malang itu untuk berdoa bersama dan memasang lilin untuk mengenang bocah malang tersebut.
Bagi sang sahabat, Hunter Reed (13), Ronin adalah sosok periang dan selalu bersemangat dengan apa yang ia sukai. "Dia tak menghiraukan apa kata orang soal yang ia sukai. Dia adalah orang paling periang yang pernah aku temui," ujar dia. (Riz/Ans)
Di-bully karena Gabung Cheerleader, Bocah Laki-Laki Bunuh Diri
Pelajar SMP itu diolok-olok temannya setelah menjadi satu-satunya laki-laki yang menjadi anggota cheerleader.
Advertisement