Sukses

Tak Sedahsyat Haiyan, Topan Hagupit Tewaskan 3 Nyawa

Hujan dan angin menghantam Filipina tengah pada hari Minggu, tapi tidak mengakibatkan kerusakan besar

Liputan6.com, Manila - Topan Hagupit mulai melemah, meski masih ekornya masih menghantam wilayah Filipina dan mengakibatkan kerusakan di beberapa daerah. Sejak kedatangannya pada Sabtu 6 Desember waktu setempat.

"Sedikitnya tiga orang tewas akibat Topan Hagupit yang menerjang pada hari Sabtu (waktu Filipina) atau Minggu waktu Indonesia. Tetapi tampaknya tidak seburuk seperti yang ditakutkan," demikian diberitakan BBC, yang dikutip Senin (8/12/2014).

Sementara itu, seperti dilansir dari Fox News, sekitar satu juta orang mengungsi di sejumlah pusat evakuasi.

"Dua dari mereka yang tewas, seorang bayi berusia 1 tahun dan pria 65 tahun. Meninggal akibat hipotermia. Sedangkan seorang lagi adalah wanita hamil berusia 35 tahun, meninggal akibat komplikasi dari kondisinya," tulis Fox News.

Koresponden BBC melaporkan, kekuatan Hagupit lebih kecil jika dibandingkan dengan Topan Haiyan yang menewaskan ribuan orang tahun lalu.

Di Tacloban -- daerah yang pada 2013 porak poranda akibat terjangan Topan Haiyan, atap-atap rumah terlihat berterbangan dan jalan-jalan tergenang banjir. Tapi kondisi tersebut masih lebih ringan, jika dibandingkan pasca-Haiyan.

"Tidak ada mayat yang bergelimpangan di jalan, tidak ada tumpukan puing," kata Rhea Estuna dari Tacloban. "Terima kasih Tuhan topan ini tidak separah Haiyan".

Terjangan Hagupit membuat sekolah di 30 provinsi di Filipina diliburkan. Enam bandara ditutup, sementara lebih dari 183 penerbangan nasional dan internasional dibatalkan.

Antara 15 dan 20 topan melanda Filipina setiap tahun pada musim hujan, biasanya dimulai pada bulan Juni dan berlangsung hingga November.

Saat menerjang Filipina bagian timur, Topan Hagupit atau Ruby disertai hujan deras yang mempunyai kecepatan angin sekitar 205 kilometer per jam -- setara dengan badai kategori 3.
 
Dilansir CNN sebelumnya, Topan Hagupit jauh lebih kuat di laut. Bahkan mencapai status topan super dengan kecepatan angin lebih dari 240 kilometer per jam, tapi melemah saat mendekati dataran, seperti yang telah diperkirakan. (Tnt/Ein)