Liputan6.com, Jakarta - Tema Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh pada hari ini, Selasa (9/12/2014), adalah `Break the Corruption Chain` atau `Hancurkan Rantai Korupsi`. Hari ini diperingati sebagai bentuk peningkatan kesadaran akan pencegahan terjadinya korupsi di seluruh dunia.
Lebih dari dua pertiga pengisi dunia terus menerus berupaya memerangi korupsi, seperti yang dilansir dari laman Marketwatch.com, Selasa (9/12/2014). Korupsi diperangi mulai dari penyalahgunaan kekuasaan untuk transaksi rahasia sampai segala penyuapan.
Baca Juga
Sebuah organisasi anti-korupsi asal Berlin, Jerman, yang biasa disebut dengan `Transparency International` membongkar hasil survei mengenai penilaian persepsi akan korupsi. Survei ini dilakukan di 175 negara. Skor indeks dimulai dari 0 hingga 100, dengan angka tertinggi sebagai peringkat terbersih dari korupsi.
Advertisement
Bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia, inilah ulasan mengenai 5 negara dengan jumlah korupsi terbanyak berdasarkan hasil survei tersebut:
1. Somalia
1. Somalia – Indeks: 8
Selama 3 tahun berturut-turut Somalia memiliki indeks persepsi korupsi yang statis, yaitu bernilai 8. Korupsi yang merajalela di Somalia ini disebabkan oleh ketimpangan pada sektor utama di negara tersebut; seperti pajak, migrasi, pengelolaan sumber daya, dan sebagainya.
Menurut laporan yang dikeluarkan oleh PBB, transaksi ilegal dan penyalahgunaan sumber daya yang dimiliki masyarakat terus berjalan dari masa ke masa.
Advertisement
2. Korea Utara
2. Korea Utara – Indeks: 8
Somalia dan Korea Utara menjadi negara paling terkorup karena memiliki nilai indeks persepsi korupsi yang sama selama 3 tahun, yaitu 8. Sistem politik yang buruk menjadi penyebab hal ini terjadi.
Kebrutalan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Korea Utara masih terus bergulir. Akibatnya, suap merajalela dan orang-orang yang terpandang hanya menghabiskan uang mereka, sementara sebagai besar penduduk kelaparan.
3. Sudan
3. Sudan – Indeks: 11
Sudan mengalami penurunan indeks dari angka 13 menjadi 11 pada tahun 2013 dan masih berada di peringkat 173 karena disusul oleh Afghanistan pada tahun 2014. Perang saudara, kerusuhan, dan pertarungan di industri minyak adalah salah satu penyebabnya. Salah satu akibatnya adalah Sudan harus melepaskan Sudan Selatan pada tahun 2011.
Advertisement
4. Afghanistan
4. Afghanistan – Indeks: 12
Negara Afghanistan mengalami perbaikan dari tahun 2012-2014 . Indeks Afghanistan naik 4 poin, dengan indeks terakhir sebesar 12. Afghanistan berhasil mengembalikan uang hasil suap sebesar US$ 4 Miliar atau sekitar Rp 50 triliun pada tahun 2012 lalu. Tak hanya itu, Afghanistan juga sudah mulai berhasil `menggusur` warga negara yang melakukan suap.
5. Sudan Selatan
5. Sudan Selatan – Indeks: 15
Sudan Selatan berpisah dengan Sudan pada 2011. Negara ini terus menerus mengalami peningkatan selama 3 tahun ini. Hal ini terbukti dengan kenaikan dari indeks dari angka 14 menjadi 15 pada tahun 2014. Meksipun demikian, penyelewengan hasil pajak dan penyuapan masih terus terjadi di negara ini. (Riz)
Advertisement