Liputan6.com, Qazvin - Nina Siahkali Moradi tak pernah menduga bahwa jalannya menuju kursi anggota Dewan Kota Qazvin, Iran dijegal. Alasannya: gara-gara dianggap terlalu cantik dan menarik.
Padahal dalam pemilihan umum Juni 2013 lalu, Nina memperoleh 10 ribu suara yang membuatnya menduduki peringkat ke-14 dari 163 kandidat yang berlaga untuk memperebutkan kursi di dewan kota.
Kendati hanya 13 kandidat yang menempati posisi teratas yang terpilih sebagai anggota dewan kota, kandidat ke-14 meraih posisi sebagai 'anggota alternatif', atau 'cadangan pertama'.
Penolakan juga datang dari sebuah koalisi kelompok keagamaan. Mereka mengecam poster-poster pemilu Nina yang dianggap vulgar dan melanggar aturan agama. Faktanya, dalam spanduk-spanduk kampanye, Nina mengenakan hijab yang tak memperlihatkan rambutnya.
Advertisement
(Tnt)