Sukses

Polri: 18 WNI Korban Kapal Oryong Belum Ditemukan

Tim DVI tengah mempercepat persiapan data antemortem semua profil DNA, agar sebelum 18 Desember 2014 bisa tuntas.

Liputan6.com, Jakarta - Pencarian korban kapal Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia pada 1 Desember 2014 masih dilakukan. Sebanyak 18 orang dari 35 WNI yang menjadi anak buah kapal atau ABK belum juga ditemukan. Sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia dan 3 orang sisanya dinyatakan selamat.

"Dari 35 orang kru WNI, yang sudah ditemukan 17 orang, sedangkan yang 18 masih belum. Masih dinyatakan hilang," kata Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Agus mengatakan, saat ini Tim DVI Polri telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu identifikasi para korban. Pihak DVI telah mempersiapkan data antemortem. Persiapan data antemortem tersebut atas dasar permintaan Pemerintah Korsel melalui Kedutaan Besar RI di Seoul.

Menurut Agus, semua langkah untuk sampling asam deoksiribonukleat --yang lebih dikenal dengan Deoxyribo Nucleic Acid atau DNA, sudah selesai diambil dari keluarga korban di beberapa daerah.

Data DNA keluarga korban yang diambil oleh tim di berbagai daerah, kata Agus, sudah diterima di Laboratorium Forensik Mabes Polri,  Jakarta.

"Ada beberapa yang kita resampling karena ada keluarga yang lebih dekat. Semoga secepatnya bisa diselesaikan," imbuh dia.

Kirim Tim DVI

Tim DVI, lanjut Agus, tengah mempercepat persiapan data antemortem semua profil DNA, agar sebelum 18 Desember 2014 bisa tuntas. Nantinya, Tim DVI akan diberangkatkan ke Busan, Korsel, untuk membantu identifikasi WNI yang menjadi korban.

"Kemenlu minta Tim DVI ikut identifikasi terhadap korban. Semua korban akan dibawa ke Busan," jelas Agus.

Agus menambahkan, diperkirakan para korban tiba di Busan 20 Desember 2014. Sebelum 20 Desember atau 18 Desember, 3 anggota Tim DVI akan berangkat ke Korsel untuk ikut proses identifikasi tersebut.

"Terdiri dari 1 orang spesialis forensik, 1 ahli DNA, 1 ahli aktiloskopi tekait finger print atau pengenalan sidik jari para korban," pungkas Agus. (Rmn)

Sementara Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification Polri Kombes Pol Anton Castilani sebelumnya mengatakan, dari 35 WNI itu, 3 orang berasal DKI Jakarta, 8 orang asal Jawa Barat, 17 orang asal Jawa Tengah, 3 orang asal Maluku. Sedangkan dari Jawa Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara masing-masing 1 orang.

Kapal ikan Oryong 501 tenggelam di Laut Bering, Rusia pada 1 Desember waktu setempat. Kapal itu membawa 62 awak kapal, terdiri dari 1 warga Rusia, 11 warga Korea Selatan, 13 warga Filipina dan 35 WNI. (Rmn/Mut)