Liputan6.com, Virginia - Direktur CIA John Brennan kembali menegaskan pembelaannya atas metode interogasi lembaganya pasca-11 September. Namun dia mengakui beberapa teknik itu keras dan mengerikan.
Hal tersebut diungkapkannya dalam konferensi pers di Markas Besar CIA yang jarang dilakukan, Kamis 11 Desember 2014 waktu setempat, dengan menambahkan bahwa CIA melakukan 'banyak hal yang benar ketika tidak ada jawaban yang mudah'.
"Mereka melakukan hal yang diminta untuk melayani bangsa mereka," tegas Brennan seperti dikutip BBC, Jumat (12/11/2014).
Bagaimanapun dalam pernyataan terbarunya di markas CIA di Virgina, dia mengatakan tidak bisa dipastikan antara teknik interogasi canggih atau EIT yang menyebabkan mereka bisa mendapatkan informasi dari tersangka teroris.
"Hubungan sebab dan akibat antara penggunaan EIT dan informasi yang diberikan oleh tahanan setelah itu, dalam pandangan saya, tidak bisa diketahui," tambah dia.
Brennan mengakui beberapa aparat bertindak di luar otoritasnya namun sebagian besar melaksanakan tugasnya dengan tepat.
Tak lama setelah diumumkannya laporan komite Senat Amerika Serikat tentang teknik interogasi CIA yang dinilai brutal atas tersangka teroris, 2 hari lalu, Brennan juga langsung menyatakan walau kesalahan terjadi, teknik tersebut membantu pencegahan serangan, penangkapan teroris, dan menyelamatkan jiwa orang.
Sebagian besar laporan Komite Intelijen Senat setebal 6.000 halaman itu tergolong rahasia dan hanya ringkasan setebal 480 halaman saja yang diumumkan.
Laporan itu diumumkan oleh Ketua Komite Intelijen Senat, Dianne Feinstein, dari Partai Demokrat, pada Selasa 9 Desember.
Presiden Barack Obama sendiri pernah mengatakan berdasarkan pandangannya, teknik yang digunakan sama dengan penyiksaan. Program ini dihentikan Obama tak lama setelah dia masuk Gedung Putih pada tahun 2009. (Ado)
Direktur CIA Benarkan Teknik Interogasi yang Digunakan Lembaganya
Brennan mengakui beberapa aparat bertindak di luar otoritasnya namun sebagian besar melaksanakan tugasnya dengan tepat.
Advertisement