Sukses

4 Penyanderaan Mencekam Dunia Sedramatis Teror Sydney

Mencekamnya teror di Sydney ini bukanlah satu-satunya drama penyanderaan yang terjadi. Ada sederet teror lain yang terjadi di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - The Lindt Chocolate Cafe Martin Place, Sydney, Australia mendadak menjadi sorotan dunia setelah sejumlah pria bersenjata menyandera puluhan pengunjung dan pelayan kafenya. Jam demi jam berlalu, namun suasana makin mencekam.

Tak ada petunjuk pasti siapa atau dari mana para penyandera yang diketahui membawa bendera berwarna hitam dengan tulisan Arab tersebut. Sementara di luar, puluhan personel kepolisian telah mengepung kafe tersebut.

Mencekamnya teror di Sydney ini bukanlah satu-satunya drama penyanderaan yang terjadi. Ada sederet teror lain yang terjadi di dunia.

Berikut catatannya yang Liputan6.com himpun, Senin (15/12/2014):

Selanjutnya: Teater Rusia...

2 dari 5 halaman

Teater Rusia

1. Teater Rusia

Sebanyak 700 warga Rusia yang tengah berada di gedung teater paling megah di Moskow, Rusia, yakni Ball-Bearing Plant's Palace of Culture disandera 50 teroris Chechnya pada 23 Oktober 2002. Selama 57 jam, hidup mereka tersandera para teroris.

Dalam penyanderaan itu, militer Chechnya meminta pasukan Rusia menarik diri dari wilayahnya yang terletak di utara pegunungan Kaukasus. Dan demi membuat gentar pemerintah Rusia, mereka membunuh 2 sanderanya.

Jam demi jam pun berlalu. Akhirnya pasukan khusus Rusia, Spetznaz dari Alpha Group dan Vympel menggunakan gas kimia untuk melumpuhkan militan Chechnya dan berhasil membebaskan para sandera.

Selanjutnya: September Hitam di Jerman...

3 dari 5 halaman

September Hitam di Jerman

September Hitam di Jerman

Olimpiade Muenchen, Jerman tahun 1972 menjadi tragedi kekerasan terburuk sepanjang sejarah olimpiade modern. Saat itu, 5 September 1972, 8 militan Black September asal Palestina masuk ke Apartemen Connolystrasse, Blok 31, tempat tinggal atlet Israel.

Mereka kemudian menjadikan 11 orang yang terdiri dari atlet gulat, angkat besi, hingga pelatih Israel sebagai sandera. Tujuannya, untuk ditukarkan dengan 234 tahanan yang ada di penjara-penjara Negeri Zionis.

Drama penyanderaan itu berakhir tragis dalam 21 jam, ketika 8 militan yang dijanjikan bakal dipenuhi keinginannya itu dijebak dan menaiki helikopter berisi personel kepolisian Jerman Barat. Kegaduhan antara 2 kubu pun terjadi di tengah perjalanan hingga akhirnya helikopter meledak.

11 Warga Israel tewas. Sementara 3 anggota Black September dan seorang polisi Jerman Barat tewas.

Selanjutnya: 444 Hari Penyanderaan di Iran...

4 dari 5 halaman

444 Hari Penyanderaan di Iran

444 Hari Penyanderaan di Iran

Selama 444 hari, 52 warga Amerika Serikat (AS) menjadi sandera mahasiswa-mahasiswa militan Iran. Hidup mereka tersandera di Kedutaan Besar AS di Teheran, Iran sejak 4 November 1979 hingga 20 Januari 1981.

Para mahasiswa Iran geram karena pemerintah AS mengizinkan pemimpin Iran yang telah digulingkan, Shah Reza Pahlevi berkunjung ke New York City untuk menjalani perawatan medis.

Upaya diplomasi untuk menyelamatkan para sandera oleh Presiden AS Jimmy Carter gagal. Begitu juga dengan operasi penyelamatan yang telah dirancang pihaknya. Tak seorang pun berhasil diselamatkan. Saat itu hubungan diplomatik kedua negara juga berakhir.

Hingga pada 20 Januari 1981, hari pelantikan mantan Presiden AS Ronald Reagan, dengan bantuan mediator Aljazair, negosiasi antara AS dan Iran, 52 sandera berhasil dibebaskan.

Selanjutnya: Teror Mal Kenya...

5 dari 5 halaman

Teror Mal Kenya

Teror Mal Kenya

Pusat perbelanjaan kelas atas, Westgate Mall di Nairobi, Kenya berubah menjadi ladang pembantaian selama 4 hari sejak 21 September 2013. Saat itu, sekitar 10-15 orang bersenjata menyeruak masuk, memberondongkan tembakan membabi buta dan menyandera sejumlah orang.

Tembak-menembak antara para penyerang dengan polisi dan tentara Kenya pun terjadi. Polisi dan tentara Kenya mengepung mal tersebut dan menyisir satu per satu toko untuk mencari para penyerang. 67 Nyawa melayang dalam 4 hari teror di Mall Kenya tersebut.

Meski kelompok teror Al Shabaab dari Somalia telah menyatakan bertanggung jawab, muncul dugaan, orang-orang bersenjata itu berasal dari negeri tetangga. Apalagi, salah satu anggota kelompok bersenjata diduga seorang perempuan berkulit putih, yang diduga Samantha Lewthwaite, si 'janda putih'.

Menteri Luar Negeri Kenya Amina Mohamed kepada PBS NewsHouse mengatakan, sejumlah penyerang berasal dari Amerika Serikat. (Ndy/Ans)