Liputan6.com, Sydney - Penyanderaan di Kafe Lindt, Martin Place, Sydney telah berakhir setelah polisi menyerbu kafe. Jumlah korban tewas dalam aksi penyanderaan di Kafe Lindt Sydney bertambah menjadi tiga orang. selain itu, empat orang lainnya terluka.
Kepolisian setempat mengonfirmasi bahwa salah satu pria bersenjata yang menjadi pelaku bersenjata telah tewas saat diserbu polisi menggunakan granat kejut. Penyandera tersebut disebutkan sebagai 'sheik' kelahiran Iran bernama Man Haron Monis.
"Seorang pria berusia 34 tahun dan wanita 38 tahun tewas setelah dilarikan ke rumah sakit," demikian konfirmasi polisi, seperti dimuat News.com.au, Selasa (16/12/2014). "Begitu juga dengan pria bersenjata berusia 50 tahun."
Selain itu, ada dua perempuan lainnya -- yang menjadi korban, kini telah dibawa ke rumah sakit karena cedera. Sementara seorang wanita lagi sedang menjalani perawatan atas luka tembak pada bagian punggung.
Monis merupakan pengungsi asal Iran yang mendapat status pencari suaka di Australia pada 1996. Ia diketahui pernah terlibat beberapa kasus. Salah satunya kasus penghinaan kepada para orang tua tentara Australia yang tewas ketika bertugas di luar negeri.
Pria yang lahir di Iran dengan nama Manteghi Bourjerdi juga dilaporkan pernah terlibat kasus pidana pembunuhan terhadap mantan istrinya, di mana yang menjadi tersangka kasus tersebut adalah pasangan Monis saat ini. Namun "Sheik" itu membantah terlibat dan menegaskan kasus tersebut sebagai upaya kriminalisasi terhadap aktivis muslim.
Sebelumnya penyanderaan terjadi sejak Senin pagi, sekitar pukul 09.45 waktu setempat. Dua pria bersenjata merangsek masuk ke kafe dan menyandera sejumlah pengunjung. Para sandera diharuskan mengibarkan bendera hitam bertuliskan Arab. Polisi kemudian mengepung lokasi dan melakukan penyerbuan.
Dalam sejumlah siaran langsung TV, terdengar serangkaian teriakan dengan gambar polisi bersenjata lengkap di tempat pengepungan. Terdengar juga suara ledakan keras. Para sandera tampak berlari keluar dari lokasi dengan tangan di angkat ke atas dan sejumlah petugas kesehatan tampak membawa seorang sandera dengan tandu.
Pemuka agama yang tergabung dalam Majelis Ulama Australia sebelumnya secara tegas menyatakan bahwa aksi teror di kafe Sydney itu jelas tak dapat dibenarkan. Mereka pun mengecam aksi tersebut.
"Dengan tegas kami mengutuk kejadian kriminal ini. Kami berjanji akan memberikan dukungan penuh dan solidaritas bagi keluarga korban ," demikian pernyataan resmi Majelis Ulama Australia, seperti dikutip dari Businessinsider. Majelis Ulama ini berharap masalah ini dapat diselesaikan secara damai. (Riz)