Sukses

Kisah Haru di Balik Penggalangan Dana untuk Tunawisma

Gerakan penggalangan dana yang diprakarsai mahasiswi bernama Dominique Harrison-Bentzen itu bermula ketika dia hendak pulang malam.

Liputan6.com, Preston - Berawal dari pengalaman pribadi yang mengharukan kala mendapatkan tawaran bantuan dari tunawisma di Kota Preston, Inggris, seorang mahasiswi memulai gerakan penggalangan dana. Gerakan yang diprakarsai mahasiswi bernama Dominique Harrison-Bentzen itu bermula ketika dia hendak pulang malam pada 4 Desember lalu, ketika ia menyadari uangnya habis dan kartu ATM-nya hilang.

Pada saat bersamaan, baterai telepon selulernya dalam kondisi kosong sehingga tidak tahu bagaimana cara pulang ke rumah.

Tiba-tiba seorang tunawisma, yang belakangan diketahui bernama Robbie, menghampirinya. Dia membuka dompetnya dan mengeluarkan uang sebanyak 3 poundsterling atau setara dengan Rp 58.000.

"Saat itu, dia mengatakan, 'Ini semua yang aku punya. Pakailah supaya kamu bisa naik taksi dan pulang ke rumah'. Saya tidak menerima uang itu, tapi yang jelas aku tercengang oleh kebaikannya," kata Dominique seperti dimuat BBC yang dikutip Kamis (18/12/2014).

Tidak disebutkan bagaimana akhirnya Dominique bisa pulang, namun setelah pertemuannya dengan Robbie, dia memulai gerakan penggalangan dana di jejaring sosial Facebook.

Mahasiswi Universitas Central Lancashire itu meminta setiap orang menyumbangkan 3 poundsterling, sesuai dengan tawaran uang yang hendak diberikan Robbie ketika itu. Dana yang terkumpul, menurut Dominique, akan digunakan untuk menyewa tempat tinggal bagi tunawisma itu.

Awalnya, Dominique berharap bisa mengumpulkan 500 poundsterling. Namun, kini dana yang tergalang sudah mencapai lebih dari 20 ribu poundsterling atau sekitar Rp 391,2 juta.

"Aku tidak pernah berniat mengumpulkan uang sebanyak ini, jadi sekarang aku menerima saran soal penggunaan uang hasil sumbangan. Namun, prioritasnya adalah menggunakan 1.500 poundsterling untuk menolong Robbie," ungkap Dominique.

Selain menggalang sumbangan, Dominque juga mengajak sesama simpatisan di Facebook untuk menginap selama 24 jam di jalan Kota Preston. Hal itu guna merasakan bagaimana kehidupan para tunawisma.

"Sulit memang, tapi saya tidak bisa mengeluh. Mata saya kemudian terbuka terhadap apa yang dihadapi para tunawisma setiap hari," ungkap dia di tengah suhu bulan Desember yang berada di bawah 5 derajat Celsius. (Tnt/Mut)

Video Terkini