Sukses

Jaringan Internet Korea Utara Lumpuh, Serangan Balik?

Insiden tersebut terjadi beberapa hari setelah AS menuding Korut sebagai dalang serangan siber atau peretasan terhadap Sony Picture.

Liputan6.com, Pyongyang - Akses internet di Korea Utara (Korut) mengalami gangguan parah. Salah satu pengamat bahkan menyebut, interconnection-networking di negara paling menutup diri di muka Bumi itu itu lumpuh total.

Seperti Liputan6.com kutip dari BBC, insiden tersebut terjadi beberapa hari setelah Amerika Serikat menuding Korut sebagai dalang serangan siber (cyber attack) atau peretasan terhadap Sony Picture.

Presiden AS Barack Obama sebelumnya bahkan langsung angkat bicara. Ia menegaskan akan melakukan respons yang 'proposional' terhadap peretasan terhadap Sony Picture tersebut. Sejauh ini belum ada konfirmasi dan bukti keterlibatan Negeri Paman Sam soal gangguan internet Korut tersebut.

Sejumlah pengamat mengatakan, problem teknis atau serangan siber bisa jadi penyebabnya.

"Selama 24 jam terakhir konektivitas Korea Utara ke dunia luar menurun hingga mencapai titik di mana mereka benar-benar offline secara total," kata Doug Madory, dari perusahaan analisa internet Dyn Research.

Arbor Networks, sebuah sebuah layanan teknologi internet, mengaku mereka mendeteksi serangan denial-of-service terhadap insfrastruktur internet di Korut sejak Sabtu 20 Desember 2014.

Sementara, Matthew Prince, presiden CloudFlare, menggambarkannya, "Seakan-akan Korut terhapus dari peta internet global," kata dia seperti dikutip dari CNN.

Prince berpendapat, penyerang internet Korut bukanlah level negara, melainkan individu. "Jika benar ini adalah serangan, tak mungkin pelakunya adalah AS. Lebih masuk akal tersangkanya adalah bocah 15 tahun di belakang topeng Guy Fawkes."

Tak seperti di negara lain, di mana internet digunakan secara meluas, di Korut hanya segelintir orang punya akses ke dunia maya -- yang tanpa sensor ketat pemerintah.

Investigasi FBI

Pekan lalu, Pemerintah AS mengumumkan bahwa berdasarkan penyelidikan FBI, Korut diduga kuat berada di balik insiden peretasan terhadap Sony Picture -- yang yang menyebabkan film yang belum dirilis dan email-email pribadi bocor. Namun, Pyongyang membantah bertanggung jawab.

Meski demikian, Korut memuji peretasan pada Sony. Negara yang dipimpin Kim Jong-un -- generasi ketiga dinasti penguasa -- sejak lama mengutuk film komedi Sony, 'The Interview' yang mengisahkan plot pembunuhan terhadap sang 'Supreme Leader'.

Sony akhirnya membatalkan rilis film tersebut.

Namun, Obama tak tinggal diam. Ia menyebut, AS akan merespons serangan terhadap Sony.

Senin kemarin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Marie Harf menyatakan, negaranya tak akan membeberkan soal detil operasi terkait 'respons' tersebut. Pihak pemerintah hanya akan mengonfirmasi bahwa mereka telah melaksanakan respons tersebut. Baik yang terlihat ataupun tak kasat mata.

Gangguan internet terjadi bertepatan dengan pembahasan di Dewan Keamanan PBB tentang hak asasi di Korut untuk kali pertamanya, meski ada penolakan dari China dan Rusia.

Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power menolak permintaan Korut untuk melakukan investigasi gabungan dengan AS terkait serangan peretasan terhadap Sony. Yang dibumbui ancaman -- akan terjadi sesuatu kalau sampai Amerika menolak tawaran itu. 

Sementara, diplomat Korea Utara Kim Song mengatakan, keputusan untuk merespons langkah Dewan Keamanan PBB akan dilakukan Pyongyang. "Kami menentang keras membawa permasalahan HAM di DPRK (Korea Utara) ke DK PBB," kata dia seperti dimuat Reuters. (Ein/Tnt)