Sukses

Pemilu Thailand Ditunda, AS Kecewa

Pemilu yang tadinya akan diadakan pada penghujung 2015 dijadwalkan ulang menjadi Febuari 2016.

Liputan6.com, Bangkok - Pemerintah Junta Militer Thailand memutuskan untuk menunda Pemilihan Umum (Pemilu). Pesta demokrasi yang tadinya akan diadakan pada penghujung 2015 dijadwalkan ulang menjadi Febuari 2016.

"Bulan lalu kami memutuskan menggelar pemilu di akhir 2015 tapi kami memutuskan untuk menundannya sampai 2016. Keputusan ini diambil demi memberi waktu melakukan reformasi," sebut keterangan resmi dari Pemerintah Thailand seperti dikutip dari Reuters, Rabu (24/12/2014).

Setelah keputusan penudaan ini diambil, Amerika Serikat (AS) langsung angkat bicara. Pemerintah Negeri Paman Sam menyatakan kekecewaannya.

Melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negerinya, Jen Psaki, AS mengatakan seharusnya penundaan ini tidak boleh terjadi. Pasalnya, untuk mengembalikan demokrasi ke tangan rakyat Pemilu di Negeri Gajah Putih harus segera dilaksanakan.

"Kami percaya penundaan (Pemilu) sampai 2016 adalah keputusan yang kurang bijak dan tidak tepat," ujar Psaki.

Menanggapi pernyataan dari AS ini, Pemerintah Thailand segera merespons. Wakil PM Wisanu Krue-ngam bahkan memanggil Kuasa Usaha AS di Bangkok Patrick Murphy demi memberikan penjelasan mengapa Pemilu Thailand harus ditunda.

"Saya telah beri tahu kepada Kuasa Usaha AS Pemilu di sini akan dilaksanakan pada Febuari 2016" jelas Wisanu.

Sejak Militer melancarkan kudeta atas Pemerintahan Thailand, AS mejadi salah satu negara yang paling vokal meneriakan kecamannya. Bukan cuma kecaman AS juga membekukan bantuan dana militer, menangguhkan sejumlah kerjasama serta penghentian program latihan militer bersama. (Ein)