Sukses

Gadis 13 Tahun: Ayah Menyerahkanku ke Boko Haram

Zaharu menolak perintah Boko Haram untuk meledakkan dirinya di tengah pasar tekstil di Kano, Nigeria pada 10 Desember 2014.

Liputan6.com, Kano - Pada Rabu 10 Desember 2014, Zaharu dibawa ke sebuah pasar tekstil di Kano, Nigeria. Ia dan 2 gadis lainnya memakai rompi bom bunuh diri. Atas perintah Boko Haram.

Kedua rekannya menekan pemicu bom. Empat orang tewas dan 7 lainnya luka-luka dalam insiden tersebut. Namun, gadis 13 tahun itu tak ikut meledakkan diri.

Ia yang mengalami luka di bagian kaki dilarikan ke rumah sakit oleh seorang sopir taksi perempuan yang iba. Zaharu meninggalkan rompi bunuh dirinya di kursi penumpang, sang penolong yang kaget langsung menghubungi polisi.

Gadis yang ternyata dipersiapkan jadi bomber itu langsung ditahan aparat Nigeria.

Dalam konferensi pers Rabu malam, Zaharu mengaku tak berniat meledakkan bom bunuh diri yang terpasang di tubuhnya yang kurus. Ia dalam kondisi terpaksa.

Zaharu mengaku ia dibawa ayahnya ke markas militan Boko Haram di sebuah hutan di Kota Gidan Zana, wilayah utara negara bagian Kano.

Salah satu pemimpin militan bertanya padanya, apakah ia tahu soal bom bunuh diri. Memakai peledak dan meledakkannya. "Kamu bisa melakukannya?," kata dia. Zaharu menjawab, "Tidak."

"Kau akan masuk surga jika melakukannya," desak pemimpin militan itu. Zaharu tetap bergeming. Tak mau.

Namun, karena diancam bakal dibunuh, gadis cilik itu merelakan tubuhnya dipasangi bahan peledak. "Aku tak ingin dikubur hidup-hidup," kata dia.

Seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Jumat (26/12/2014), pengakuan Zaharu belum terkonformasi. Sebab, ia tidak didampingi pengacara.

Sementara, pihak Kepolisian Kano mengatakan, mereka menginginkan gadis itu bicara, agar publik tahu siapa yang ada di balik serangan 10 Desember lalu.

Komisioner Kepolisian Kano, Adenrele Shinaba, kepada media Nigeria mengatakan, polisi ingin mengenyahkan rumor bahwa serangan terkait konflik antar-suku.

Belakangan Nigeria mengalami serangkaian insiden bom bunuh diri. Muncul kekhawatiran, pihak militan menggunakan gadis-gadis yang diculik sebagai bomber.

Boko Haram menjadi sasaran kecaman dunia internasional saat mereka menculik 276 siswi sekolah dari sebuah asrama di Chibok paa April 2014. Puluhan dari mereka berhasil lari, namun 219 lainnya dinyatakan hilang.

Ribuan orang telah tewas, dan 1,6 juta penduduk terpaksa pindah dari kampung halamannya akibat teror Boko Haram. (Mut)